Parapuan.co - Kawan Puan, penyakit tuberkolusis (TBC) di Indonesia tergolong sangat tinggi.
Setiap tahun diperkirakan 845 ribu orang Indonesia jatuh akibat Mycobacterium tubercolusis alias kuman penyebab TBC.
Namun, berdasarkan data oleh Kementerian Kesehatan pada 2019, hanya 67 persen atau 569.987 kasus yang ternotifikasi di 2019.
Ditambah lagi, pandemi global Covid-19 menjadi tantangan baru dalam upaya elminasi TBC dan Tuberkolusis Resisten Obat (TBC RO) di Indonesia pada tahun 2030 nanti.
Mengetahui hal tersebut, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI pada acara Peluncuran TOSS TBC Virtual Run and Ride 2021 dalam Sosialisasi Gerakan Ayo TOSS TBC, Kamis (12/08/2021) pun buka suara.
Dokter Siti Nadia mengungkapkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga kesinambungan upaya eliminasi TBC dan TBC RO dalam pandemi Covid-19.
"Untuk mewujudkan target eliminasi TBC pada tahun 2030, masyarakat utamanya generasi muda dan kelompok usia produktif, serta dunia industri, dapat berperan besar lewat partisipasi aktif," ujarnya.
Menurut dr. Siti Nadia, hal ini perlu dilaksanakan dalam mendukung pencegahan penularan penyakit, penemuan kasus, deteksi dini, dan pendampingan pengobatan bagi pasien TBC.
Di sisi lain, Kawan Puan juga harus tahu bahwa TBC berada di peringkat 10 besar penyakit penyerta pasien Covid-19.
Oleh karena itu, selama pandemi Covid-19, keberlangsungan pelayanan TBC dan TBC RO harus terus diupayakan dan tidak boleh diabaikan karena risiko pasien resisten obat dan dapat menularkan kepada sekitarnya.
Baca Juga: Remaja Makin Berisiko Mengalami Diabetes Tipe 2, Ini Faktor Penyebabnya!