Parapuan.co - Kawan Puan, kekerasan seksual masih menjadi permasalahan yang dikhawatirkan oleh masyarakat.
Meskipun kekerasan seksual dapat menimpa baik laki-laki maupun perempuan, tetapi kondisi ini masih menjadikan perempuan sebagai korban utamanya.
Kekerasan seksual berbasis gender di Indonesia erat kaitannya dengan permasalahan konstruksi sosial terutama disebabkan oleh minimnya keterlibatan laki-laki dalam upaya pencegahan dan penanganan.
Terlebih lagi ketika berbicara mengenai kekerasan seksual masih berfokus pada keterlibatan mayoritas perempuan, dengan mengabaikan akar persoalan norma atau relasi gender antara laki-laki dan perempuan.
Baca Juga: Pentingnya Suarakan Kekerasan Seksual, Salah Satu Medianya Bisa Lewat Podcast
Dalam webinar Support System Laki-Laki sebagai Agen Perubahan dalam Pencegahan Kekerasan Seksual yang diselenggarakan pada Sabtu (28/08/2021) menunjukkan bahwa untuk memberantas kekerasan seksual tidak hanya dilakukan oleh perempuan tetapi juga laki-laki dan pihak lainnya.
Bahkan menurut Yuniyanti Chuzaifah, Pegiat HAM Perempuan/Komisioner Purna Bakti Komnas Perempuan menyebutkan bahwa kekerasan seksual bukanlah masalah personal.
“Kekerasan seksual bukan problem personal, tetapi problem sosial. Saat seseorang khususnya laki-laki menjadi pelaku, selain mengoyak hidup korban, keluarga, juga masyarakat. Sesungguhnya kekerasan seksual juga menghancurkan diri dan masa depan pelaku, juga merusak hati dan harapan orang-orang yang dicintainya,” ucap Yuniyanti.