5 Dampak Positif Jatuh Cinta yang Dirasakan Tubuh, Bikin Lebih Sehat!

Aghnia Hilya Nizarisda - Senin, 27 September 2021
Dampak baik jatuh cinta yang dirasakan tubuh.
Dampak baik jatuh cinta yang dirasakan tubuh. TwilightShow

Parapuan.co - Saat seseorang jatuh cinta, salah satu respon yang kerap kali dirasakan ialah perasaan yang mudah degdegan dan perut yang seakan ada kupu-kupunya.

Sederhananya, saat jatuh cinta, kita akan dikelilingi perasaan bahagia seolah selalu berbunga-bunga. Menariknya, ada sederet dampak positif jatuh cinta yang dirasakan tubuh.

Bukan hanya perasaan, ada beberapa hal yang terjadi pada tubuhmu saat kamu tengah jatuh cinta. Tentu, ini adalah beberapa hal yang baik.

Melansir dari Health Digest, meskipun jatuh cinta adalah pengalaman emosional, ternyata reaksinya juga dirasakan oleh fisik dan tubuh kita.

Menariknya lagi, dampak dari perasaan jatuh cinta bukan hanya dirasakan oleh hati, melainkan tubuh secara keseluruhan karena bisa membuatmu makin sehat.

Baca Juga: Wah! Ternyata 5 Hal Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Jatuh Cinta

Nah, PARAPUAN telah merangkum 5 dampak positif jatuh cinta yang dirasakan tubuh. Apa saja?

1. Membantu tubuh mengatasi luka

Jatuh cinta adalah pembunuh rasa sakit yang alami. Hal ini bahkan diungkapkan oleh peneliti yang mempelajari efek romansa pada toleransi rasa sakit.

Betapa tidak, faktanya area otak yang diaktifkan oleh cinta adalah area yang sama yang terpengaruh oleh obat penghilang rasa sakit.

Bahkan sebuah penelitian menguji reaksi otak 15 orang yang sedang dalam hubungan romansa mendapat stimulus menyakitkan di tangan kiri sambil melihat foto kekasih mereka.

Salah satu efek positif dari jatuh cinta ialah tubuh menjadi lebih cepat mengatasi luka.

Betapa tidak, selain rasa sakit yang signifikan lebih rendah, tetapi pemindaian menunjukkan, melihat gambar mengaktifkan area otak terkait motivasi, penghargaan, dan kecanduan.

Sumber: health digest
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?