5 Tips Bertengkar Sehat setelah Perempuan Menikah, Bikin Hubungan Makin Mesra!

Ratu Monita - Minggu, 21 November 2021
Tips bertengkar sehat setelah perempuan menikah.
Tips bertengkar sehat setelah perempuan menikah. Freepik

Parapuan.co - Setelah perempuan menikah, pertengkaran dalam hubungan sudah menjadi yang biasa terjadi dan tidak bisa dihindari.

Penyebabnya pun beragam, bisa dari hal yang sepele hingga suatu hal yang begitu besar pengaruhnya pada hubungan.

Namun, sejauh mana pertengkaran dengan pasangan tersebut dapat dikatakan sehat dan membuat hubungan semakin mesra?

Hal ini dapat dilihat dari solusi penyelesaian masalah yang ditemukan bersama pasangan.

Melansir dari laman NOVA, Irma Gustiana A, M.Psi, psikolog dari Rumah Konsultasi Psikologi Irma and Co, menyampaikan pendapatnya perihal tersebut.

Menurutnya, pada dasarnya sebuah hubungan pernikahan memang terkadang membutuhkan konflik untuk membuat hubungan semakin mesra.

Karena, adanya konflik dan pertengkaran dalam hubungan rumah tangga membuat satu sama lain akan lebih memahami pasangannya.

Baca Juga: Temukan Red Flag Sebelum Menikah, Ini Cara Cerdas ala Ratu Ghania

 

Maka dari itu, Irma pun membagikan 5 tips untuk bertengkar sehat yang dapat dilakukan setelah perempuan menikah. Yuk, simak!

1. Tetap tenang

Hal pertama yang penting dilakukan saat terjadi adanya konflik adalah tetap tenang.

Pasalnya, sering kali pasangan terbawa emosi saat terjadi pertengkaran.

Untuk menjadikannya bertengkar sehat, jangan sampai Kawan Puan termakan dengan pikiran-pikiran negatif yang belum tentu benar, ya.

Penting untuk disadari bahwa konflik dan pertengkaran adalah hal yang wajar dalam hubungan setelah wanita menikah.

"Ketika berhadapan dengan masalah kita jangan langsung memutuskan untuk berpisah.

Adalah hal wajar kalau kita berkonflik dengan pasangan. Kuncinya tetap tenang dan mengontrol emosi. Kalau kita tenang, kita tidak akan berpikir aneh-aneh terhadap pasangan," sebut Irma.

Sumber: NOVA
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?