Parapuan.co - Kesehatan seksual dan reproduksi seperti kesuburan ternyata dipengaruhi oleh banyak hal.
Selain gaya hidup, stres dan anxiety juga berpengaruh pada kondisi kesehatan reproduksi hingga membuat seorang perempuan sulit hamil.
Dokter telah lama melakukan penelitian antara anxiety dan ovulasi, melansir dari laman Shape. Dalam penelitian terbaru, perempuan dengan tingkat alfa-amilase (penanda stres) lebih tinggi akan membutuhkan waktu 29 persen lebih lama untuk hamil.
"Tubuh kamu tahu betul bahwa masa stres bukanlah waktu yang ideal untuk mengandung dan memberi nutrisi pada bayi yang sedang tumbuh," kata Anate Aelion Brauer, MD, ahli endokrinologi reproduksi dan asisten profesor obstetri-ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas New York.
Dengan kata lain, tubuh manusia begitu pintar merasakan kondisi seseorang saat stres dan menganggap hal tersebut bukan waktu tepat untuk mengandung janin yang membutuhkan nutrisi lebih.
Baca Juga: Catat! Ini Daftar 6 Negara yang Paling Aman Dikunjungi saat Pandemi
Beruntungnya kini terdapat metode untuk membantu mengelola efek stres, sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, dalam hal ini kesuburan.
Masih dari sumber yang sama, Dr. Anate Aelion Brauer pun membagikan tipsnya:
Tenangkan Pikiran
Hal pertama yang dilakukan dalam mengelola efek stres ini adalah menenangkan pikiran. Menurut Dr. Aelion Brauer, hormon stres seperti kortisol dapat mengganggu komunikasi antara otak dan ovarium.
Hal ini pula yang menyebabkan gangguan kesehatan organ kewanitaan, seperti ovulasi tidak teratur dan sulit untuk hamil.
“Hormon stres seperti kortisol dapat mengganggu komunikasi antara otak dan ovarium, yang menyebabkan ovulasi tidak teratur dan kesulitan untuk hamil,” kata Dr. Aelion Brauer.
Penulis | : | Ratu Monita |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR