Parapuan.co - Limbah plastik yang dihasilkan dari industri kecantikan tak bisa lagi dianggap sepele.
Bagaimana tidak, menurut laporan Cosmetic Packaging Market - Growth, Trends and Forecasts (2020), hampir 50 persen kemasan produk kosmetik terbuat dari plastik.
Data tersebut juga sejalan dengan laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) yang menyebutkan bahwa total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton.
Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah plastik termasuk di antaranya wadah kosmetik dan perawatan kulit, dan bubble wrap.
Sementara itu, laporan Minderoo Foundation menunjukkan bahwa industri kecantikan global memproduksi lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun, yang sebagian besar tidak dapat didaur ulang.
Jadi wadah moisturizer, tabung toner hingga plastik tempat makeup yang kita pakai sehari-hari kebanyakan hanya berakhir di tempat sampah.
Bahkan lebih buruknya lagi, limbah plastik dari produk-produk kecantikan tersebut akan berakhir di saluran air hingga ke lautan.
Jika tidak ada tindakan mengatasi masalah sampah ini, aliran plastik ke lautan akan tiga kali lipat jumlah pada 2040, masih menurut laporan Minderoo Foundation.
Maka dari itu penting untuk kita semua, sebagai pengguna, mulai menyadari bahwa produk perawatan kulit yang kita pakai sehari-hari ternyata juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan.
Baca Juga: Sociolla Bagikan 5 Tips Belanja Produk Kecantikan yang Lebih Ramah Lingkungan