Parapuan.co - Kisah-kisah kriminal atau kejahatan terkadang membuat orang merasa jerih.
Namun, ada pula sisi yang juga membuat masyarakat penasaran.
Selain ingin tahu akan pengungkapan kebenarannya, masyarakat terkadang ingin tahu motif di balik setiap perkara.
“Ada kejahatan nafsu dan kejahatan logika. Batas antara mereka tidak jelas,” kata Albert Camus, filsuf dan jurnalis Prancis yang mendapat anugerah Nobel bidang sastra.
Sebagai seorang filsuf, Camus telah melampaui pemikiran kita.
Dia telah sampai pada perbedaan antara kejahatan nafsu dan kejahatan logika.
Sementara itu untuk membedakan perkara jahat dan perkara baik pun kita kadang masih keliru menerka.
Menurutnya, sekarang adalah zaman kejahatan sempurna, semua penjahat bisa berdalih apapun tanpa bisa disangkal untuk melakukan kejahatan dalam kelambu kebaikan.
Mengapa ada orang jahat, ada orang baik? Apakah kejahatan selalu menang? Kapan kebaikan akan datang? Ketiga pertanyaan ini sepintas klise.
Baca Juga: Beragam Genre, 26 Film dan Drama China Tayang di iQiyi Tahun 2022