Parapuan.co – Kawan Puan, apakah kamu masih kesulitan berkata tidak pada sesuatu?
Bagi beberapa orang, mengatakan tidak pada sesuatu itu bukanlah hal yang mudah. Pasalnya ada begitu banyak alasan yang mendorong kita untuk selalu berkata “ya” pada permintaan orang lain.
Dalam ranah pekerjaan, sering kali kita beranggapan bahwa makin banyak kita menunaikan tugas dan tanggung jawab, makin produktif diri kita.
Hal ini juga kita terapkan dalam berelasi dengan orang lain; semakin sering kita mengabulkan permohonan orang lain, nilai kita di mata orang tersebut akan semakin tinggi.
Kita bersikap seolah-olah mampu menjadi pahlawan super yang bersedia datang kapan pun untuk menyelamatkan hari.
Awalnya kita begitu menikmatinya, merasa diri sangat dibutuhkan. Lalu hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian utama kita, yakni kesejahteraan diri sendiri, terabaikan.
Kondisi kesehatan fisik menurun. Stres berat melanda. Waktu terasa bergulir dengan lambat. Rasa-rasanya bangun di pagi hari menjadi momok.
Kinerja kita merosot drastis, pun kualitas hubungan kita dengan orang-orang di sekitar. Kita menjadi bingung menentukan skala prioritas lantaran segalanya dianggap penting untuk diselesaikan.
Kalau begitu, apa yang sebaiknya dilakukan? Dalam kasus seperti ini, kamu perlu mencoba hidup menjadi seorang esensialis.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Honjok, Seni Hidup Sendiri ala Orang Korea Selatan