Sebelum Menerapkan Gaya Hidup Frugal, Kenali Dulu Kelebihan dan Kekurangannya

Ardela Nabila - Rabu, 23 Maret 2022
Kelebihan dan kekurangan frugal living.
Kelebihan dan kekurangan frugal living. tumsasedgars

Parapuan.co - Selain minimalis, tren gaya hidup lainnya yang populer di kalangan generasi muda dewasa ini ialah gaya hidup frugal atau frugal living.

Gaya hidup ini mengacu pada bagaimana seseorang bisa menghabiskan lebih sedikit uang, tetapi tetap memprioritaskan hal-hal yang dianggap penting dalam hidupnya.

Melalui frugal living, diharapkan seseorang bisa segera mencapai tujuan finansial yang ingin dicapainya, termasuk financial freedom atau kebebasan finansial.

Menurut Samuel Ray, HR Professional dan Content Creator yang juga telah menerapkan frugal living selama 10 tahun, inti dari gaya hidup ini ialah bagaimana kamu bisa cermat ketika mengeluarkan uang.

“Cermat dalam memilah-milah, apa sih spending yang penting bagi kita? Jadi bukan berarti semuanya tidak dibeli atau membeli semuanya yang paling murah, tapi memilah dengan cermat, sehingga pemasukan kita bisa diinvestasikan untuk mencapai kebebasan finansial,” jelas Ko Sam, panggilan akrabnya, kepada PARAPUAN beberapa waktu lalu.

Namun tentunya, gaya hidup ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri yang harus kamu ketahui apabila Kawan Puan ingin menerapkan frugal living.

Dalam kesempatan yang sama, Ko Sam mengatakan bahwa salah satu kelebihan utama dari frugal living ini adalah kamu bisa lebih memahami makna hidupmu.

Pasalnya, dengan menentukan tujuan keuangan untuk bebas finansial, kamu bisa memiliki kebebasan akan kehidupanmu di masa depan.

“Ketika titik itu sudah tercapai nanti, kita bebas mau ngapain dengan hidup kita. Yang namanya orang bilang FOMO, mau jalan-jalan, mengejar passion, itu justru kita bisa lakukan karena kita bayar harga di depan,” ungkap Ko Sam.

Baca Juga: Tak Sekadar Berhemat, Ternyata Inilah Inti dari Gaya Hidup Frugal

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?