Parapuan.co - Di masa pandemi dua tahun terakhir, banyak pro dan kontra yang muncul semenjak pembelajaran daring diterapkan.
Tak bisa dimungkiri, belajar daring menjadi solusi terbaik di tengah pandemi, meski banyak tantangan tersendiri untuk anak maupun orang tua yang mendampingi.
Berdasarkan siaran pers yang PARAPUAN terima dari Zenius Education, setidaknya, terdapat tiga tantangan yang dirasakan oleh anak. Pertama, emosi dan motivasi yang menurun.
Pada awalnya, anak mungkin merasa senang karena tidak perlu bangun sepagi biasanya dan bebas dari kemacetan yang sebelumnya harus dilalui setiap pagi.
Namun lama-kelamaan, anak mulai merasa jenuh duduk di depan layar selama berjam-jam tanpa interaksi langsung dengan teman dan guru.
Tantangan kedua ialah terbatasnya durasi konsentrasi yang dimiliki anak.
Menurut Samanta Elsener, M.Psi (psikolog anak dan keluarga), anak SD kelas 1 hingga kelas 2 biasanya memiliki rentang konsentrasi selama 40 menit saja.
Sedangkan anak kelas 3 ke atas, rentang waktu konsentrasi sekitar 60 menit ke atas bila dalam lingkungan belajar tatap muka.
Learning loss atau hilangnya pengetahuan dan kemampuan siswa menjadi tantangan ketiga. Pada dasarnya, learning loss dapat terjadi karena berbagai faktor.
Baca Juga: 7 Efek Kurang Tidur Menurut Pakar, Salah Satunya Tekanan Darah Tinggi