Parapuan.co - Tren penurunan kasus Covid-19 di dunia termasuk di Indonesia, turut berdampak positif bagi banyak sektor.
Jika selama dua tahun terakhir berbagai aktivitas dibatasi, kini kehidupan sehari-hari pun berlahan mulai beradaptasi dengan era new normal.
Salah satu fenomena yang muncul seiring dengan kebiasaan new normal adalah tren 'revenge spending' atau jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti belanja balas dendam.
Revenge spending adalah fenomena ekonomi yang muncul di mana orang-orang berbelanja melebihi dari kapasitas biasanya.
Kegiatan berbelanja berlebihan itu sebagai kompensasi untuk keinginan belanja yang tertunda selama karantina berkepanjangan.
Meskipun selama karantina orang tetap bisa berbelanja secara online, tetapi pengalaman yang dirasakan dari belanja offline tentu berbeda.
Setelah lama tidak belanja secara langsung, ternyata berakhirnya pandemi dan dihapusnya karantina memotivasi orang-orang untuk melakukan "balas dendam".
Berbelanja memang hal yang wajar apalagi ketika kamu sudah punya budget khusus untuk membeli barang yang kamu inginkan.
Tapi dengan revenge spending artinya seseorang akan membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang belum diperlukan, atau bahkan melebihi budget yang sudah direncanakan sebelumnya.
Baca Juga: Kenali Revenge Spending, Kalap Belanja yang Diprediksi Terjadi Usai Pandemi