Parapuan.co - Penerapan hybrid learning di Indonesia sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar dan teknologi pendukung.
Baik di rumah maupun di sekolah, penerapan pembelajaran hibrida semacam ini membutuhkan wawasan digital.
Tak hanya para siswa, guru dan orang tua murid mesti melek digital untuk menerapkan pembelajaran gabungan antara jarak jauh dan tatap muka ini.
Sementara itu, durasi pembelajaran jarak jauh dan tatap muka yang ditetapkan juga bergantung pada kebijakan masing-masing sekolah.
Dan tentunya, mempertimbangkan pula naik turunnya kasus Covid-19 di daerah masing-masing.
Melansir Gramedia.com, saat ini penerapan metode hybrid learning di Indonesia yang paling ideal adalah dengan mengimplementasikan sistem rotasi.
Yaitu, di mana 50 persen siswa belajar secara lagsung di sekolah, dan sisanya belajar secara daring dari rumah.
Kedua kelompok siswa itu kemudian akan saling bertukar, sehingga jumlah orang di dalam kelas tidak terlalu banyak.
Di samping itu, ada pula yang menerapkan pembelajaran hibrida dengan presentase 70 persen daring dan 30 persen tatap muka.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Hybrid Learning sebagai Solusi Belajar saat Pandemi