Parapuan.co - Kawan Puan, belakangan ini media sosial tengah diramaikan dengan istilah quiet quitting.
Meskipun secara harfiah memiliki arti keluar dari pekerjaan diam-diam, namun quiet quitting merujuk pada melakukan pekerjaan seminimal mungkin, tidak melampaui batas kewajiban, dan menolak hiruk-pikuk yang terjadi di tempat kerja.
Dikutip dari Euronews lewat Kompas.com, fenomena ini bertujuan untuk menciptakan work-life balance.
Setelah istilah quiet quitting muncul, kini ada lagi istilah baru yang mirip dan juga menjadi sorotan, yakni quiet firing.
Quiet firing sebenarnya merupakan salah satu alasan di balik terjadi fenomena quiet quitting.
Menurut ahli rekrutmen dari Seattle, Amerika Serikat, Bonnie Dilber, quiet quitting bisa terjadi ketika perusahaan tidak mendukung atau berinvestasi pada karyawannya.
Kondisi inilah yang kemudian disebut sebagai quiet firing, yang menyebabkan karyawan merasa berada di lingkungan yang terasa seperti jalan buntu.
Secara harfiah, quiet firing memiliki arti pemecatan diam-diam, artinya fenomena ini sebenarnya lebih dulu terjadi daripada quiet quitting.
Baca Juga: Quiet Quitting, Fenomena Bekerja Secukupnya Sebagai Bentuk Perlawanan Hustle Culture