Memajukan Sains Indonesia, L'Oreal Dukung 5 Peneliti Kulit dan Rambut

Citra Narada Putri - Rabu, 21 September 2022
L'Oreal, PERDOSKI dan Universitas Indonesia hadirkan Hair & Skin Research Grant 2022.
L'Oreal, PERDOSKI dan Universitas Indonesia hadirkan Hair & Skin Research Grant 2022. Dok. PARAPUAN/Citra Narada

Parapuan.co - Tak dapat dipungkiri, bahwa penelitian tentang kesehatan kulit dan rambut di Indonesia masih sangat terbatas. 

Padahal kulit dan rambut bukan sebatas estetika saja, melainkan juga bisa memengaruhi kesehatan sehingga berdampak pada kualitas hidup seseorang.

Sehingga penting dilakukannya penelitian tentang kulit dan rambut di Tanah Air, agar lebih relevan dengan masyarakat Indonesia.

Maklum saja, selama ini kita lebih merunut pada hasil penelitian dari luar, sehingga kerap kali tidak sesuai dengan masyarakat Indonesia yang memiliki kondisi yang berbeda.

Maka, untuk mendukung kemajuan sains di dalam negeri, L’Oréal yang bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI) dan Universitas Indonesia menghadirkan kembali program filantropi “Hair and Skin Research Grant 2022”.

Untuk diketahui, Hair and Skin Research Grant 2022 ini adalah program dana hibah penelitian terkait rambut dan kulit untuk para peneliti dan dermatolog Indonesia.

Nantinya akan ada pemberian jumlah dana hibah sebesar 375 juta rupiah untuk lima tim pemenang. 

"Dibandingkan negara lain, Indonesia memiliki jumlah dermatolog lebih sedikit. Untuk itu, kami ingin mengoptimalkan para peneliti yang ada, serta menumbuhkan minat akan sains dari generasi muda, termasuk melalui program filantropi ‘Hair & Skin Research Grant’," ujar Dr. Michèle Verschoore, Medical Director L’Oréal Research, Innovation and Technologies, dalam acara konferensi pers (20/9/2022).

Lebih dari itu, Dr. Verschoore percaya bahwa semakin beragam para penelitinya, maka akan semakin representatif hasilnya bagi masyarakat.

Baca Juga: Komitmen Kiehl's Dukung Pelestarian Lingkungan Lewat #PelukuntukOrangUtan



REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?