Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Namun ketika yang terjadi persaingan perempuan dengan perempuan, apakah sama menguntungkanya dengan konflik semacam di atas?
Mikaela Kiner, 2020, bahkan dalam tulisannya “It’s Time to Break the Cycle of Female Rivalry”, mengingatkan, untuk segera menghentikan siklus persaingan perempuan dengan perempuan.
Secara tersirat Kiner mengkhawatirkan, persaingan ini justru menjauhkan perempuan satu sama lain.
Padahal kebersamaan dengan memperjuangkan sesama perempuan, bakal menghasilkan lebih banyak peluang dan peningkatan kesuksesan untuk semua.
Dalam penjelasan Kiner berikutnya, persaingan antar perempuan terjadi akibat adanya konsep “satu kursi untuk satu meja”.
Sebuah pernyataan yang menganggap, langkanya posisi layak bagi perempuan. Sisanya untuk laki-laki.
Ketika sebuah kelompok telah punya satu perempuan, maka kehadiran perempuan lain tak diinginkan.
Seluruhnya terlepas dari kenyataan bahwa keragaman akibat kehadiran banyak perempuan akan menguntungkan, dan menghasilkan inovasi yang lebih beragam.
Namun pandangan seksisme yang dihembuskan patriarki ini, telah diinternalisasi para perempuan.
Perempuan saling bersaing, terpengaruh mitos posisi langka.