Parapuan.co - Kawan Puan, industri fintech di tanah air semakin berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi Covid-19.
Hal ini juga dilatarbelakangi adanya pembatasan sosial yang membuat orang lebih suka bertransaksi cashless ketimbang menggunakan uang tunai.
Sayangnya seiring dengan perkembangan industri fintech, literasi digital nasional masyarakat di Indonesia masih rendah.
Seperti dalam siaran pers yang diterima PARAPUAN dari Kredivo, disebutkan bahwa tingkat literasi digital masyarakat di Indonesia masih menjadi tantangan bagi pertumbuhan industri fintech.
Indeks Literasi Digital Nasional menunjukkan bahwa pilar keamanan digital mendapatkan angka terendah dengan hanya 3,12 pada skala 1-5.
Indeks tertinggi untuk literasi digital berasal dari pilar digital culture dengan sebesar 3,84, disusul digital ethics 3,68, dan digital skill 3,52.
Berbagai oknum lantas terus memanfaatkan kondisi tersebut untuk melancarkan berbagai modus yang berpotensi merugikan pengguna, seperti pencurian dan penyalahgunaan data yang berujung pada pemalsuan transaksi.
Oleh karena itu, meskipun penyedia platform fintech telah membangun sistem keamanan data yang begitu kuat, namun edukasi di masyarakat perlu untuk terus ditingkatkan.
Hal tersebut dilakukan untuk menutup celah penyalahgunaan data pribadi yang masih marak terjadi saat ini di industri fintech.
Baca Juga: Ingin Pinjam Uang di Fintech Lending? Perhatikan Dulu 6 Tips Hemat Ini