Parapuan.co – Belakangan ini, tingginya polusi udara di Jakarta dan sekitarnya menjadi sorotan. Dampak dari polusi udara tersebut pun dirasakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak.
Banyak orangtua mengeluhkan anak mereka mengalami demam yang disertai nyeri tenggorokan dan batuk akhir-akhir ini. Namun, apakah gejala tersebut ada hubungannya dengan polusi udara?
Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menghirup polusi udara secara terus menerus dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan dan paru-paru serta gangguan respons imun.
Infeksi pada saluran pernapasan umumnya menimbulkan gejala, mulai dari demam, sakit kepala dan tenggorokan, hidung tersumbat, hingga kesulitan bernapas. Dengan demikian, demam yang dialami si kecil bisa jadi disebabkan oleh virus maupun polusi udara.
Baca Juga: Bukan Hanya Demam Berdarah, Ini 5 Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Darmawan Budi Setyanto SpA(K) juga mengatakan, anak-anak adalah kelompok paling rentan yang terdampak paparan polusi udara.
“Anak-anak lebih rentan terpapar dampak polusi udara dibandingkan kelompok usia lain. Ini karena secara fisiologi, mereka bernapas dengan laju napas yang lebih cepat," kata Darmawan, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (18/8/2023).
Nah, apabila si kecil mengalami demam atau gejala infeksi saluran pernapasan seperti yang telah disebutkan, Kawan Puan dapat melakukan penanganan di rumah dengan metode 3C dari Contrexyn.
Seperti apa penanganan 3C untuk anak yang demam? Berikut penjelasannya.
- Cek gerak-gerik si kecil
Anak yang demam cenderung menunjukkan gejala tertentu yang dapat dilihat dari gerak-geriknya, seperti rewel, sulit tidur, kedinginan, nafsu makan menurun, dan nyeri pada beberapa bagian tubuh.