Parapuan.co - Batik merupakan warisan budaya tak benda yang kini makin berkembang, salah satunya batik ecoprint.
Bertepatan dengan Hari Batik Nasional, yuk ketahui perbedaan antara ecoprint dan batik pada umumnya?
View this post on Instagram
Ecoprint
Menurut Tjahjono Pamudji selaku pemilik sekaligus art designer dari usaha batik ecoprint Laudato Si, ecoprint adalah teknik pengolahan kain serat alami yang menggunakan bagian dari tumbuhan dan tanaman sebagai motif serta warnanya.
Bagian tumbuhan yang digunakan untuk membuat ecoprint yakni daun, bunga, batang, buah, akar, hingga kulit kayu.
"Sebagai informasi, ecoprint bukan teknik asli dari Indonesia tetapi dari Australia, tetapi kekayaan alam tropis yang sangat beragam dan potensi budaya dan kesenian penduduk Indonesia juga memiliki komunitas ecoprint terbanyak, sehingga menjadikan ecoprint dari Indonesia terdepan di dunia," ujar Tjahjono Pamudji pada PARAPUAN.
Ia menyatakan kain yang digunakan untuk membuat ecoprint harus terbuat dari serat alami yakni protein fabric dan cellulosa fabric.
Protein fabric yaitu kain yang berasal dari bagian dari hewan, seperti sutra, wool, dan cashmere.
Sedangkan cellulosa fabric merupkan kain yang berasal dari serat tanaman, seperti katun, viscose, linen, rami dan bemberg.
Baca Juga: Gaya Yura Yunita Pakai Batik, dari Kostum Manggung hingga Style Sehari-hari