Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Laporan Pelecehan Seksual pada Anak Meningkat, Ini Kata Para Ahli di Global Cybersecurity Forum

Kompas.com - 04/11/2023, 14:05 WIB
Editor Citra Narada Putri

Parapuan.co - WeProtect Global Alliance merilis Global Threat Assessment Report (17/10/2023), yang  menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kasus pelecehan seksual terhadap anak sejak tahun 2019 sebesar 87 persen, dengan lebih dari 32 juta laporan secara global.

Berdasarkan laporan tersebut, terdapat 1,878,011 laporan kasus di tahun 2022 yang terjadi di Indonesia.

Laporan tersebut juga meningkat dari tahun ke tahunnya, yang mana pada tahun 2020 terdapat 986,648 laporan kasus, seperti melansir dari PARAPUAN.

Ironisnya lagi, kebanyakan pelecehan seksual pada anak tersebut terjadi secara online

Salah satunya adalah platform game online yang rentan menjadi media terjadinya pelecehan seksual pada anak.

Bagaimana tidak, ternyata anak berisiko tinggi mengalami child grooming hanya dalam waktu 19 detik.

Lingkungan game online ini turut memfasilitasi pencampuran interaksi antara orang dewasa dan anak-anak tanpa pengawasan, pertukaran hadiah virtual, yang secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya pelecehan seksual pada anak secara online

Dalam penelitian tersebut juga diketahui bahwa adanya peningkatan kasus pemerasan finansial pada korban pelecehan seksual secara online tersebut. 

Dimana para pelaku memanipulasi anak-anak untuk membagikan foto dan video seksual dirinya, yang kemudian mereka akan diperas secara finansial. 

Baca Juga: Banyak Kejahatan di Dunia Digital, Ini Cara Menciptakan Ruang Aman untuk Perempuan dan Anak

Banyak pemeras yang menyamar sebagai gadis muda di dunia maya dan sebagian besar mendekati anak laki-laki berusia antara 15-17 tahun melalui media sosial. Fenomena ini pun mengakibatkan serangkaian kasus, di mana anak-anak secara tragis bunuh diri.

Penting untuk dipahami bahwa teknologi baru yang semakin canggih turut meningkatkan ancaman yang dihadapi anak-anak saat berselancar di dunia maya.

Sejak awal tahun 2023, banyak pelaku menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk membuat materi pelecehan seksual terhadap anak dan mengeksploitasi mereka.

Di sisi lain, ada kesenjangan yang signifikan antara persepsi anak-anak mengenai risiko online dan manifestasi nyata dari pelecehan online.

Menurut Iain Drennan, Executive Director of WeProtect Global Alliance, eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap anak yang difasilitasi secara online di seluruh dunia perlu menjadi perhatian bersama dan ditindak dengan tegas.

"Kemampuan teknologi baru semakin memperburuk risiko yang ada. Keamanan anak-anak tidak bisa ditawar lagi. Untuk mencegah lebih banyak anak-anak yang terkena dampak buruk, pemerintah, penyedia layanan online, badan amal, dan perusahaan harus meningkatkan upaya mereka dan bekerja sama untuk mendorong perubahan dan melindungi anak-anak,” ujar Drennan.

Kekhawatiran yang sama juga disampaikan oleh Sheema Sen Gupta, UNICEF Director of Child Protection and WeProtect Global Alliance Policy Board Member, bahwa kemajuan teknologi yang pesat membebani sistem perlindungan dan peradilan anak, yang di banyak negara sudah sangat lemah.

"Kita perlu segera fokus pada pencegahan berskala besar – hal ini mengharuskan pemerintah untuk berinvestasi dalam intervensi berbasis bukti untuk melindungi anak-anak dari kekerasan seksual dan agar perusahaan mengadopsi prinsip-prinsip hak-hak anak ketika mengembangkan produk dan layanan digital untuk mencegah potensi bahaya," tambahnya.

Mengatasi masalah kedaruratan pelecehan seksual terhadap anak secara online, tak bisa dilakukan oleh hanya satu atau dua pihak saja.

Baca Juga: Memperjuangkan dan Meraih Ruang Aman Bagi Perempuan di Media Sosial

Perlu adanya peningkatan prioritas dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam upaya tanggap bencana, serta diberdayakan dan dimungkinkan melalui undang-undang yang matang.

Adapun hal yang perlu dilakukan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, penyedia layanan online, organisasi masyarakat sipil, dan pihak yang memberikan bantuan, adalah:

- Berinvestasi dalam Pendekatan Kesehatan Masyarakat

Prioritaskan pencegahan dan investasikan pada intervensi yang menyasar mereka yang pernah atau berisiko melakukan atau mengalami pelecehan.

Jika kita hanya berinvestasi dalam menanggapi masalah setelah pelecehan terjadi, maka akan lebih berdampak buruk pada anak-anak.

- Pusatkan Hak dan Perspektif Anak

Rancang intervensi yang memberdayakan anak-anak, menghilangkan hambatan dalam identifikasi kekerasan, dan memungkinkan mereka untuk meminta pertanggungjawaban penyedia layanan online.

“Untuk membuat dunia online lebih aman, penting untuk memahami persepsi anak-anak mengenai keselamatan agar bisa memberikan respons yang tepat. Pesan dari anak-anak sangat jelas: masih banyak yang harus kita lakukan untuk memastikan lingkungan digital menjadi ruang yang aman dan terlindungi bagi dan bersama mereka,” ujar Najat Maalla M’jid, Special Representative of the Secretary-General on Violence Against Children, UN.

- Menerapkan Perundang-undangan yang Selaras secara Global

Baca Juga: Apa itu Child Grooming yang Viral di TikTok? Diduga Dialami oleh Dahlia Poland

Mencegah pelanggar mengeksploitasi celah hukum dengan memberlakukan peraturan internet yang konsisten secara global.

"Kita juga memerlukan undang-undang yang kuat untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk eksploitasi seksual terhadap anak secara online, yang tahan terhadap teknologi yang berkembang pesat di masa depan,” papar Sheema Sen Gupta.

- Mengadopsi Pendekatan Keselamatan yang Inovatif

Menerapkan pendekatan inovatif terhadap desain teknologi yang memprioritaskan keselamatan pengguna sejak awal, bukan hanya sekedar pemikiran belaka.

Penting untuk diingat bahwa upaya ini perlu dilakukan bersama-sama untuk menghadirkan ruang online yang aman bagi anak-anak. 

Bukannya tanpa alasan, berdasarkan Global Threat Assessmentmengungkapkan, bahwa ajakan seksual online yang tidak diinginkan dan penindasan maya (cyberbullying) masih menjadi masalah yang umum terjadi pada anak-anak.

"Dua pertiga korban penindasan maya juga mengalami penindasan di luar layar, hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara kekerasan online dan offline," ujar Etienne Krug, Director Social Determinants of Health - World Health Organisation.

Meskipun akses internet memberikan manfaat yang baik bagi anak-anak dan remaja, tapi kita tak bisa menutup mata bahwa mengakhiri kekerasan online juga sangatlah penting. 

"Penyedia layanan digital perlu mengambil tindakan; selain itu pejabat pemerintah dan sekolah, organisasi masyarakat sipil, kelompok berbasis agama, orang tua dan generasi muda sendiri juga mempunyai peran penting. Penting untuk meningkatkan empati, membina keterampilan hubungan yang sehat, dan kebijakan yang meningkatkan kesehatan mental anak-anak di dunia digital dan dunia nyata,” tambah Etienne Krug.

(*)

Baca Juga: 58 Persen Wanita Alami Pelecehan Daring, Ini Ciri Kekerasan pada Perempuan Berbasis Gender Online

Sumber Parapuan

Terkini Lainnya

Golden Island Cruise, Cara Nyaman Menyusuri Keindahan Taman Nasional Komodo

Golden Island Cruise, Cara Nyaman Menyusuri Keindahan Taman Nasional Komodo

PARAPUAN
Apa Itu Ultraformer, Prosedur Kecantikan Tanpa Bedah untuk Kencangkan Kulit Kendur?

Apa Itu Ultraformer, Prosedur Kecantikan Tanpa Bedah untuk Kencangkan Kulit Kendur?

PARAPUAN
Mengenal Medical Misogyny, Fenomena Bias Gender dalam Layanan Kesehatan untuk Perempuan

Mengenal Medical Misogyny, Fenomena Bias Gender dalam Layanan Kesehatan untuk Perempuan

PARAPUAN
ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405CA): Laptop AI Tipis dengan Performa Tinggi

ASUS Zenbook 14 OLED (UX3405CA): Laptop AI Tipis dengan Performa Tinggi

PARAPUAN
Hadir dengan Formula Aman dan Lembut, Nubiko Bantu Ibu Merawat Kulit Anak yang Sensitif

Hadir dengan Formula Aman dan Lembut, Nubiko Bantu Ibu Merawat Kulit Anak yang Sensitif

PARAPUAN
ASUS Lengkapi Segmen B2B di Indonesia dengan Ekosistem PC ber-TKDN Lebih dari 40 Persen

ASUS Lengkapi Segmen B2B di Indonesia dengan Ekosistem PC ber-TKDN Lebih dari 40 Persen

PARAPUAN
Begini Cara Mengenali dan Mengatasi Gaslighting dalam Keluarga

Begini Cara Mengenali dan Mengatasi Gaslighting dalam Keluarga

PARAPUAN
Rayakan Ramadan dengan Penuh Berkah, JNE Hadirkan Promo Pengiriman Spesial

Rayakan Ramadan dengan Penuh Berkah, JNE Hadirkan Promo Pengiriman Spesial

PARAPUAN
Benarkah Cinta Tak Kenal Usia? Hentikan Romantisasi Child Grooming!

Benarkah Cinta Tak Kenal Usia? Hentikan Romantisasi Child Grooming!

PARAPUAN
Rumah Bersih Kilat Tanpa Ribet? Wajib Punya 6 Produk Ini Saat Ramadan!

Rumah Bersih Kilat Tanpa Ribet? Wajib Punya 6 Produk Ini Saat Ramadan!

PARAPUAN
Rayakan Ramadan dan Idul Fitri 2025 dengan Pembiayaan Aman Berjaminan BPKB Mobil dari BFI Finance

Rayakan Ramadan dan Idul Fitri 2025 dengan Pembiayaan Aman Berjaminan BPKB Mobil dari BFI Finance

PARAPUAN
Skoliosis dan Hubungannya dengan Postur Tubuh saat Menggunakan HP

Skoliosis dan Hubungannya dengan Postur Tubuh saat Menggunakan HP

PARAPUAN
Wujudkan Impian Kualitas Premium dengan Harga Ekonomis: EMCO COLOR Cat Kayu dan Besi Mulai Dipasarkan

Wujudkan Impian Kualitas Premium dengan Harga Ekonomis: EMCO COLOR Cat Kayu dan Besi Mulai Dipasarkan

PARAPUAN
Wajib Dipakai Usai Lepas Behel Gigi, Ini Kegunaan Retainer

Wajib Dipakai Usai Lepas Behel Gigi, Ini Kegunaan Retainer

PARAPUAN
Baru Pertama Kali Naik Pesawat? Begini Tips agar Mudik Aman dan Nyaman

Baru Pertama Kali Naik Pesawat? Begini Tips agar Mudik Aman dan Nyaman

PARAPUAN
Langkah Konkret CKP Textile untuk Bertahan di Pasar Domestik di Tengah Dominasi Tekstil Impor

Langkah Konkret CKP Textile untuk Bertahan di Pasar Domestik di Tengah Dominasi Tekstil Impor

PARAPUAN
Gaabor Sukses Gelar Media Gathering, Jadi Ajang Silaturahmi sekaligus Perkenalkan Produk Unggulan

Gaabor Sukses Gelar Media Gathering, Jadi Ajang Silaturahmi sekaligus Perkenalkan Produk Unggulan

PARAPUAN
Dari Pantai hingga Dufan, Ini Dia Rekomendasi Wisata Lebaran di Ancol

Dari Pantai hingga Dufan, Ini Dia Rekomendasi Wisata Lebaran di Ancol

PARAPUAN
Ingin Camilan Manis saat Buka Puasa? Coba 5 Jenis Makanan Viral Ini

Ingin Camilan Manis saat Buka Puasa? Coba 5 Jenis Makanan Viral Ini

PARAPUAN
Rayakan HUT ke-46, Hamzah Batik Gelar Buka Bersama dan Bakti Sosial

Rayakan HUT ke-46, Hamzah Batik Gelar Buka Bersama dan Bakti Sosial

PARAPUAN
Mau Cuan dari Bisnis Impor? Begini Cara Mudah Impor Barang dari China!

Mau Cuan dari Bisnis Impor? Begini Cara Mudah Impor Barang dari China!

PARAPUAN
7 Tips Membuat CV ATS Friendly untuk Melamar Pekerjaan di Glints

7 Tips Membuat CV ATS Friendly untuk Melamar Pekerjaan di Glints

PARAPUAN
Bawa Konsep Coffee Experience Bar, Sumthin’ Else from Herd Kini Hadir di Jakarta

Bawa Konsep Coffee Experience Bar, Sumthin’ Else from Herd Kini Hadir di Jakarta

PARAPUAN
Rekomendasi Ready To Wear dari Brand Lokal yang Mewah dan Premium

Rekomendasi Ready To Wear dari Brand Lokal yang Mewah dan Premium

PARAPUAN
Penderita Rambut Rontok Sebaiknya Hindari Sampo Berbahan SLS dan Paraben, Ini Alasannya

Penderita Rambut Rontok Sebaiknya Hindari Sampo Berbahan SLS dan Paraben, Ini Alasannya

PARAPUAN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trump Klaim AS Segera Kaya Lagi, Sudah Diskusi dengan 70 Negara soal Tarif
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau