Parapuan.co - Peluang kerja di era teknologi digital seperti sekarang bisa dibilang lebih bervariasi.
Kawan Puan bisa menjadi apa saja dari bekerja menggunakan komputer, internet, dan perangkat teknologi lainnya.
Salah satunya menjadi ahli forensik digital. Apa itu forensik digital dan manfaatnya bagi industri teknologi?
Sebagaimana dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, forensik digital berhubungan dengan keamanan siber.
Saat membahas tentang keamanan siber, umumnya perhatian kita tertuju pada upaya pencegahan dan penanganan sebelum insiden.
Namun, penting juga untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang harus diambil setelah insiden terjadi.
Salah satu prosedur yang tidak boleh diabaikan adalah forensik digital. Yuk, simak definisinya!
Apa Itu Forensik Digital?
Forensik digital merupakan prosedur penting yang wajib diterapkan oleh setiap organisasi setelah terjadinya insiden siber.
Baca Juga: Kerja Sama dengan Korsel, Ini Universitas Siber yang Berbasis Full Online Learning
Ini diibaratkan dengan memasang sistem alarm dan alat pemadam kebakaran, serta memiliki rencana pemulihan setelah kebakaran.
Proses forensik digital berperan krusial dalam mengidentifikasi penyebab di balik serangan, serta menyediakan bukti kuat bagi penegak hukum.
Selain itu, informasi yang diperoleh dari forensik digital membantu dalam memetakan profil penyerang dan mengidentifikasi kelemahan sistem, sehingga organisasi dapat lebih siap menghadapi serangan serupa di masa mendatang.
Salah satu hambatan utama dalam penerapan forensik digital di organisasi adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya langkah ini.
Pakar forensik digital Muhammad Nur al-Azhar turut menyatakan bahwa Indonesia masih kekurangan tenaga ahli dan sumber daya manusia dengan keahlian khusus di bidang ini.
Selain itu, tantangan ini juga disebabkan dari peningkatan jumlah dan kompleksitas data yang terus berkembang akibat digitalisasi yang semakin luas.
Thomas Gregory, Director of Blue Team Operation PT Spentera, menyampaikan hal serupa.
"Ketidakmampuan dalam mengidentifikasi penyebab serangan siber menunjukkan belum optimalnya implementasi forensik digital di Indonesia," ungkap Thomas.
"Hal ini menyoroti kebutuhan mendesak akan peningkatan keahlian dan sumber daya di bidang forensik digital untuk memperkuat keamanan siber di tanah air," imbuhnya.
Baca Juga: Waspada! Ini 4 Jenis Tindakan yang Tergolong Kejahatan Siber Carding
Ia pun menjelaskan beberapa praktik terbaik (best practices) untuk mengimplementasikan forensik digital bagi organisasi, antara lain:
1. Identification: Fase yang melibatkan pencarian, pengenalan dan dokumentasi bukti yang relevan. Prioritas pengumpulan bukti didasarkan pada nilai dan volatilitas bukti tersebut.
2. Collection: Perangkat digital yang berpotensi mengandung data berharga dikumpulkan dan diangkut ke laboratorium forensik.
Yang biasa dilakukan adalah akuisisi secara statis, tetapi akuisisi langsung diperlukan untuk sistem yang tidak dapat dimatikan, seperti sistem kontrol industri.
3. Acquisition: Bukti digital harus diperoleh tanpa kompromi terhadap integritasnya.
Hal ini melibatkan pembuatan salinan yang tepat menggunakan write blocker untuk mencegah perubahan data. Akurasi salinan diverifikasi menggunakan nilai hash.
4. Preservation: Integritas perangkat digital dan bukti dipertahankan melalui rantai kepemilikan, memastikan dokumentasi yang teliti pada setiap tahap agar dapat diterima di pengadilan.
"Dalam menghadapi insiden siber, pemahaman dan analisis mendalam merupakan kunci utama," terang Thomas lagi.
"Dengan keahlian di bidang keamanan siber dan forensik digital, Spentera siap memberikan dukungan kepada organisasi di Indonesia untuk menangani insiden keamanan siber melalui solusi forensik digital yang komprehensif," tutupnya.
Berkaitan dengan pentingnya keamanan siber dan pemulihan setelah insiden, serta penangkapan pelaku kejahatan digital, ahli forensik digital diperlukan.
Kawan Puan bisa mengambil peluang kerja dan jalur karier sebagai pakar forensik digital yang makin dicari di masa depan.
Baca Juga: Berkaca dari Peretasan Pusat Data Nasional, Mengapa Situs Web Mudah Diretas?
(*)