Parapuan.co - Seni dan budaya adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Keduanya saling melengkapi dan membentuk identitas suatu bangsa.
Namun, di era globalisasi yang serba cepat, kelestarian seni dan budaya seringkali terancam oleh modernisasi dan arus budaya asing.
Untuk memantik semangat pelestarian seni, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali mengadakan acara tahunan Indonesia Bertutur 2024.
Acara ini dibuka 2024 di lima lokasi di Ubud dan Lapangan Chandra Muka Batubulan, Bali.
Menandai pembukaan Indonesia Bertutur 2024, acara ini menghadirkan serangkaian repertoar tari dan seni, yang menunjukkan dinamika kebudayaan masyarakat Bali yang selama ini bergerak cair dan saling berdampingan secara harmonis.
Program ini menghadirkan tari Bali dari tiga genre yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia, yaitu Wali, Bebali, dan Balih-balihan, dalam sebuah pertunjukan yang khidmat dalam tatanan artistik terkini.
“Dalam kesempatan ini pergelaran Maha Wasundari turut mengingatkan kita semua sebagai masyarakat untuk menghargai kebudayaan dan ragam hayati karena inilah kekuatan Indonesia. Kalau dua hal ini dipertemukan boleh dibilang kita memiliki masa depan yang cerah,” papar Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dalam gelaran Maha Wasundari—Seremoni Pembukaan dan Pertunjukan Indonesia Bertutur 2024, Rabu (7/8).
Bersamaan dengan pembukaan di Lapangan Chandra Muka, Batubulan, lima venue di Ubud,
ARMA Museum & Resort, Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma, TONYRAKA Art Gallery, Neka
Art Museum, dan Museum Puri Lukisan juga resmi dibuka.
Baca Juga: Usung Tema TER4SI, Brand Fashion Ini Bikin Pameran Dukung Ilustrator Lokal