Parapuan.co - Konsep kerja yang fleksibel seperti hybrid working memang dinilai dapat membantu memajukan kesetaraan gender di tempat kerja.
Bahkan berdasarkan laporan International Workplace Group tahun 2024 berjudul Advancing Equality: Women in the Hybrid Workplace, konsep hybrid working dapat menyeimbangkan persaingan untuk kemajuan karier para perempuan.
Lebih dari itu, metode kerja ini juga dinilai bisa memfasilitasi keseimbangan yang lebih baik antara tanggung jawab pekerjaan dan komitmen keluarga berkat working hour yang lebih fleksibel.
Kendati demikian, sayangnya hybrid working seperti dua mata pisau.
Di satu sisi bisa membantu perempuan bekerja fleksibel, tapi di sisi lain juga bisa menghambat perempuan meniti tangga karier.
Menurut survei terhadap 1.300 manajer dari Chartered Management Institute (CMI), diketahui bahwa ternyata pergeseran sistem kerja hybrid bisa menghambat kemajuan karier perempuan, seperti melansir The Guardian.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mengabaikan orang-orang yang menghabiskan lebih banyak waktu work from home atau bekerja dari rumah.
Terlebih lagi kembalinya sistem kerja dari kantor pasca-COVID-19 semakin memperparah kesenjangan upah dan promosi berdasarkan gender.
Dimana pemberi kerja gagal memantau dampaknya atau merancang pekerjaan dengan tepat untuk pekerjaan hybrid dan jarak jauh.
Baca Juga: Survei Ini Buktikan Hybrid Working Lebih dari Sekadar Fleksibilitas bagi Perempuan Karier