Pesan Toleransi Paus Fransiskus, Menyatukan Keberagaman di Indonesia

Tim Parapuan - Senin, 9 September 2024
Fakta kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta, gelar Misa Akbar.
Fakta kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta, gelar Misa Akbar. Instagram/franciscus


Parapuan.co - Kunjungan Paus Fransiskus ke indonesia merupakan bagian dari pengakuan atas status Indonesia sebagai miniatur keberagaman dan toleransi.

Iman, persaudaraan, dan bela rasa menjadi tema yang dibawa Paus dalam kunjungannya ke Indonesia.

Sikap menghormati, mengapresiasi, dan bangga itu tidak hanya diluapkan oleh umat Katolik karena pemimpin tertinggi mereka hadir, tetapi juga diungkapkan oleh masyarakat beragama lain.

Pada Misa Kudus yang digelar di Gelora Bung Karni (GBK) lalu, Paus Fransiskus menyampaikan sejumlah pesan, di antaranya soal toleransi dan perdamaian bagi seluruh masyarakat.

Dilansir dari presidenri.go.id, Paus Fransiskus menyatakan kekagumannya terhadap Indonesia sebagai negara yang mampu menjaga persatuan dalam keberagaman.

Ia memuji semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mencerminkan bagaimana perbedaan-perbedaan di Indonesia tidak menjadi pemecah belah, melainkan kekuatan menyatukan.

Hal tersebut dianalogikan sebagai samudera unsur alami yang menyatukan semua kepulauan di Indonesia, demikian pula sikap saling menghargai terhadap kekhasan karakteristik budaya, etnik, bahasa, dan agama.

Dilansir dari Kompas.com ia juga mengajak seluruh umat untuk selalu berani dalam persaudaraan. 

Baca Juga: Fakta Menarik Kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta hingga Gelar Misa Akbar

 

"Kepada nusantara yang mengagumkan dan beranekaragam ini, janganlah lelah berlayar dan menebarkan jalamu. Janganlah lelah bermimpi dan membangun lagi sebuah peradaban perdamaian!," ucap Paus dalam pidatonya.

Dalam pidatonya juga, Paus menyoriti munculnya ketegangan-ketegangan dengan unsur kekerasan karena kurangnya sikap saling menghargai dan keingian intoleran untuk memaksakan kepentingan sendiri, posisi sendiri, dan narasi historis sepihak.

Harta paling berharga di Indonesia adalah kerukunan, bukan sumber daya alam seperti tambang dan emas.

Sumber: Kompas.com,Tribun Medan,presidenri.go.id
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?