Sejauh Mana PPN 12 Persen Memberi Dampak Finansial pada Perempuan?

Arintha Widya - Kamis, 19 Desember 2024
Memahami dampak kenaikan PPN 12 persen terhadap keuangan perempuan.
Memahami dampak kenaikan PPN 12 persen terhadap keuangan perempuan. iStockphoto

Parapuan.co - Kawan Puan, pemerintah serius dalam menaikkan pajak pertambahan nilai atau PPN sebesar 12 persen mulai tahun 2025.

Kenaikan PPN ini tentunya bisa menyulitkan masyarakat di tingkat ekonomi kelas menengah, mengingat sejumlah barang terkena pajak biasa dikonsumsi kelompok tersebut.

Mengutip Kompas.com, sejumlah barang dan jasa yang kena pajak PPN 12 persen mencakup:

  • Layanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan kategori premium, termasuk layanan VIP.
  • Institusi pendidikan bertaraf internasional atau layanan pendidikan premium dengan biaya tinggi.
  • Konsumsi listrik rumah tangga dengan daya 3.600–6.600 Volt Ampere.
  • Beras premium.
  • Buah-buahan kategori premium.
  • Ikan berkualitas tinggi seperti salmon dan tuna.
  • Udang dan crustasea mewah, misalnya king crab.
  • Daging premium seperti wagyu dan kobe yang memiliki harga jutaan rupiah.

Sayangnya, daftar tersebut dianggap membingungkan masyarakat oleh Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

Pihaknya menilai bahwa definisi barang dan jasa yang dikenakan tarif PPN 12 persen masih kabur.

"Jadi PPN ini awalnya kan untuk barang mewah. Terus direvisi lagi, sekarang justru barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, tapi didefinisikan premium dan definisinya juga tidak jelas, akhirnya barang kebutuhan pokok yang tadinya dikecualikan bisa kena PPN 12 persen," ungkap Bhima seperti dilansir dari Kompas.com.

"Jasa kesehatan, pelayanan premium itu kayak gimana? Jadi penyakit jantung misalnya dia orang miskin, tapi karena alat jantungnya mahal, itu disebut sebagai pelayanan kesehatan yang premium. Ini membingungkan, bagi rumah sakit bingung, bagi pendidikan juga bingung," tambahnya.

Bhima Yudhistira juga mengatakan, "Jadi banyak jasa dan barang yang akhirnya itu membuat administrasi perpajakannya menjadi lebih kompleks, lebih rumit."

Jika definisi barang dan jasa yang terkena PPN tidak jelas sementara ada kenaikan, tentunya masyarakat yang repot.

Baca Juga: Kelas Menengah Disebut Paling Terpukul Kenaikan PPN 12 Persen, Kenapa?

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Tak Perlu Orang Dalam, Orang Tua Bisa Bantu Anak Cari Kerja dengan Cara Ini