Cadangan Emas Indonesia dan Potensi Industri
Dalam pidatonya, Prabowo juga menyoroti kekayaan cadangan emas yang dimiliki Indonesia, yang mencapai peringkat keenam terbesar di dunia dengan total sekitar 2.600 ton. Produksi emas domestik pun mengalami peningkatan dari 100 ton per tahun menjadi 160 ton per tahun.
"Dan sekarang kita perbaiki ekosistem pelayanan, kita harapkan ini akan mempercepat tabungan dan meningkatkan cadangan emas kita," ujarnya.
Peresmian bullion bank ini merupakan hasil perencanaan yang telah berlangsung selama empat tahun. "Terima kasih kepada para menteri dan mereka yang bekerja, Dirut BUMN. Saya paham bahwa persiapan bank emas ini memakan waktu cukup lama. Kalau enggak salah butuh empat tahun. Takdir saya, bahwa saya yang resmikan," kata Prabowo.
Prospek Bisnis Bullion Bank
Berdasarkan perhitungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembentukan bullion bank dapat menciptakan nilai tambah di industri emas hingga Rp50 triliun. Usaha bullion bank diperkirakan dapat memaksimalkan nilai tambah dari sumber daya emas yang ada di Indonesia, baik emas hasil tambang maupun stok emas yang dimiliki masyarakat.
"Usaha bullion bank dapat berpotensi meningkatkan konsumsi emas ritel yang akan memacu peningkatan industri emas dan keseluruhan bisnis dalam ekosistem emas yang mewadahi, dengan tambahan value added (nilai tambah) hingga sebesar Rp30-50 triliun," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.
Menteri BUMN Erick Thohir juga menekankan pentingnya peningkatan cadangan emas batangan Indonesia. Saat ini, meskipun Indonesia memiliki cadangan emas terbesar keenam di dunia, cadangan emas batangannya hanya sekitar 78,3 ton, jauh di bawah Singapura. "Artinya kita nomor 43 di dunia. Ekonomi kita lihat Amerika itu hampir 8.000 ton reserve-nya," kata Erick Thohir.
Dengan kehadiran bullion bank, diharapkan cadangan emas batangan Indonesia dapat meningkat secara signifikan, mendukung kestabilan ekonomi nasional, serta membuka lebih banyak peluang kerja dan investasi di sektor emas domestik.
Baca Juga: Investasi Emas Tetap Disarankan Meski Harganya Naik Tajam, Mengapa?
(*)