Parapuan.co - Kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan masih terus menjadi perhatian, termasuk dalam bidang kesehatan reproduksi dan pemilihan alat kontrasepsi. Meskipun kontrasepsi adalah tanggung jawab bersama, realitasnya perempuan masih sering menjadi pihak utama yang menanggung beban ini.
Belum lama ini terjadi perdebatan di media sosial X, soal banyaknya tuntutan perempuan dalam penggunaan alat kontrasepsi atau KB. Laki-laki menganggap bahwa memakai kontrasepsi merupakan tugas perempuan karena sudah kodratnya, seperti haid, hamil, dan melahirkan.
Sedangkan laki-laki enggan kompromi untuk menggunakan kontrasepsi pada dirinya, apalagi vasektomi. Beberapa laki-laki beranggapan bahwa vasektomi itu berbahaya karena sperma menjadi menumpuk, dan merasa tidak maskulin.
Dalam perdebatan itu juga, mengundang banyak curhatan perempuan yang memakai berbagai alat kontrasepi, tentang keadaan tubuhnya yang berubah. Mulai dari mudah berjerawat, naik atau turun beran badan, merasakan nyeri pada perut, hingga menderita kanker payudara.
Berdasarkan jurnal Global Health: Science and Practice, secara global pemilihan alat kontrasepsi juga masih diberatkan pada perempuan. Di tahun 2020, ada 922 juta perempuan di seluruh dunia yang menggunakan kontrasepsi. Dari jumlah itu, 219 juta perempuan memilih tubektomi dan hanya ada 17 juta laki-laki yang divasektomi.
Hal ini juga telihat pada data tahun 2023, yang menunjukkan pengguna alat kontrasepsi naik menjadi 188 juta orang. Tetapi pengguna alat kontrasepsi pada laki-laki justru turun drastis, hanya sepertiga dari perempuan.
Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, berdasarkan laporan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) jumlah akseptor KB di tahun 2024, berjumlah 15.476 orang. Perempuan sebanyak 10.361 jiwa, dan laki-laki hanya sebanyak 5.115 jiwa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPN) di tahun 2024, persentase perempuan seluruh Indonesia yang memakai alat KB dengan kriteria berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin, sebesar 56,26%.
Dari data-data di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Perempuan kerap kali menjadi pihak yang dibebankan untuk menggunakan alat kontrasepsi atau KB.
Baca Juga: Komnas Perempuan Kecam Usulan Seksis Ahmad Dhani Terkait Pemain Naturalisasi