Parapuan.co - Bekerja dari rumah (WFH) sering dianggap fleksibel dan menyenangkan. Namun di balik kenyamanan tersebut, sistem kerja ini ternyata menyimpan tantangan tersendiri yang bisa memicu kelelahan mental atau burnout.
Dosen Psikologi dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), Ratna Yunita Setiani Subardjo, menjelaskan bahwa WFH memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan sistem kerja di kantor (work from office/WFO).
Menurut Ratna sebagaimana dikutip dari Kompas.com, terdapat tiga tantangan utama yang kerap dihadapi pekerja saat WFH: batasan antara kehidupan pribadi dan kerja yang kabur, minimnya interaksi sosial, serta pengawasan dan akuntabilitas yang lebih longgar.
Dalam boundary theory, ia menjelaskan bahwa saat bekerja dari kantor, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi cenderung lebih tegas, sehingga seseorang bisa membedakan peran dengan lebih baik. Sebaliknya, saat WFH, batas tersebut menjadi tidak jelas. "Pekerjaan dapat memasuki ruang privat dan menyebabkan konflik peran," ujar Ratna.
Tantangan kedua adalah kurangnya interaksi sosial. Ketika bekerja di kantor, karyawan memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan rekan kerja, yang bisa menambah semangat dan rasa dihargai. Sedangkan saat WFH, seseorang bisa merasa terisolasi dan kesepian, yang berdampak pada kesejahteraan psikologis.
Tantangan terakhir berkaitan dengan pengawasan dan akuntabilitas. Dalam teori self-determination, Ratna menjelaskan bahwa saat WFO, pengawasan langsung dari atasan dan rekan kerja bisa meningkatkan rasa tanggung jawab dan motivasi.
Sementara saat WFH, seseorang dituntut memiliki disiplin tinggi dan kesadaran mandiri untuk tetap produktif. Ketiga tantangan ini membuat pekerja WFH lebih rentan mengalami burnout.
Tips Agar Tidak Mudah Burnout saat Bekerja dari Rumah
Meski WFH menyimpan potensi stres, bukan berarti tak ada solusi. Ratna membagikan sejumlah tips agar tetap sehat secara mental dan terhindar dari burnout saat bekerja dari rumah:
Baca Juga: Bagaimana Cara Ibu Bekerja Jaga Kesehatan Mental agar Tak Burnout?
1. Buat Jadwal yang Terstruktur: Membuat jadwal kerja yang jelas membantu seseorang memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi. Dengan rutinitas yang teratur, individu akan lebih termotivasi karena memiliki tujuan harian yang terukur.
2. Sediakan Ruang Kerja yang Nyaman: Ciptakan ruang kerja yang tenang dan mendukung produktivitas. Ruang yang tertata rapi dan bebas gangguan bisa meningkatkan fokus serta memberikan rasa kontrol terhadap lingkungan kerja.
3. Ambil Waktu Istirahat yang Cukup: Istirahat sejenak di sela pekerjaan sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Waktu jeda ini bisa dimanfaatkan untuk relaksasi atau aktivitas menyenangkan lainnya.
4. Tegaskan Batas dengan Keluarga: Meski bekerja dari rumah, penting untuk tetap menetapkan batasan waktu yang jelas dengan anggota keluarga. Hal ini membantu menjaga keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi.
5. Lakukan Aktivitas Fisik: Menjaga kebugaran fisik dengan olahraga ringan atau rutin setiap hari bisa mengurangi stres dan meningkatkan energi. Aktivitas fisik juga memberi rasa kontrol terhadap kesehatan diri.
6. Tentukan Tujuan yang Jelas: Bekerja dengan target yang terukur membuat seseorang lebih fokus dan terarah. Dengan begitu, motivasi kerja tetap terjaga dan risiko burnout bisa ditekan.
7. Jangan Lupa Waktu untuk Diri Sendiri: Selain bekerja, luangkan waktu untuk merawat diri. Aktivitas seperti mendengarkan musik, membaca buku, atau meditasi bisa meningkatkan suasana hati dan membantu pemulihan mental.
Dengan kesadaran akan tantangan WFH dan penerapan kebiasaan sehat, burnout bisa dicegah.
Seperti yang dikatakan Ratna, kunci utama terletak pada kemampuan seseorang untuk menetapkan batas yang jelas, menjaga koneksi sosial, serta disiplin terhadap diri sendiri dalam menjalani hari-hari kerja dari rumah.
Baca Juga: 5 Indikasi Ibu Bekerja Mengalami Working Mom Burnout, Apa Saja?
(*)