Parapuan.co - Dalam dunia yang masih kerap mengabaikan kenyamanan dan kesehatan perempuan, langkah Tao, mantan anggota EXO, terasa seperti secercah harapan yang tak terduga. Baru-baru ini laki-laki bernama lengkap Huang Zitao ini menggemparkan publik dengan keputusan uniknya membangun pabrik pembalut perempuan sendiri.
Hal tersebut, bukan hanya karena alasan bisnis semata, melainkan didorong oleh rasa cinta, dan perlindungan terhadap istrinya. Dikutip dari Kompas.com, semua ini bermula dari skandal yang mengguncang Tiongkok, yaitu persoalan praktik daur ulang pembalut bekas yang dilakukan secara ilegal.
Beberapa pabrik diketahui mengumpulkan pembalut dari tempat sampah, mencucinya secara asal, mengeringkannya, lalu membungkus ulang dan menjualnya kembali. Praktik ini saja menuai kemarahan masyarakat di China, terlebih karena risiko kesehatannya sangat besar bagi perempuan.
Tao, yang dikenal cukup vokal dan tidak takut mengambil sikap, bereaksi keras terhadap skandal ini. Yang membuat langkah Tao menjadi begitu berarti bukan sekadar keberaniannya mengambil tindakan, tetapi juga karena motivasi personalnya yang penuh empati dan cinta terhadap perempuan, khususnya istrinya.
Ia menyebut bahwa keputusan tersebut diambil demi istrinya, Xu Yiyang, yang juga ikut serta dalam uji coba produk pembalut buatannya. Tao bahkan menunjukkan bahwa para perempuan dalam timnya telah menggunakan produk tersebut selama 90 hari untuk memastikan kenyamanan dan keamanannya.
Dalam siaran langsung di Weibo, ia mengecam praktik daur ulng pembalut bekas dan mengumumkan niatnya untuk memproduksi pembalut yang higienis dan aman. Ia ingin membuktikan bahwa industri bisa dijalankan dengan etika dan rasa tanggung jawab.
Pabrik yang ia dirikan tidak hanya memproduksi pembalut, tetapi juga dilengkapi sistem siaran langsung 24 jam, sehingga publik bisa melihat secara transparan proses produksi dari awal hingga akhir. Hal ini menjadi simbol dari komitmennya terhadap kualitas dan kebersihan.
Tao bahkan membagikan 50.000 produk pembalut secara gratis kepada konsumen untuk diuji, menunjukkan komitmennya terhadap kualitas dan keselamatan produk. Tao juga berencana untuk menjual perilisan produk pembalutnya seharga 1 yuan, sekitar Rp 2,294 per satuan.
Sebagai perempuan, kita tentu paham betapa pentingnya kenyamanan dan keamanan saat menstruasi. Pembalut bukan hanya produk kebersihan, melainkan kebutuhan dasar yang memengaruhi aktivitas harian, kesehatan reproduksi, hingga kepercayaan diri.
Baca Juga: Apakah Pembalut Sekali Pakai Perlu Dicuci Dulu sebelum Dibuang? Ini Kata Dokter
Dalam jurnal Toxicological Profile for Dioxins tahun 2024, menyebutkan bahwa penggunaan pembalut daur ulang atau yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi perempuan. Beberapa dampak yang telah diidentifikasi antara lain:
- Infertilitas: Paparan bahan kimia berbahaya dapat mempengaruhi sistem reproduksi dan mengurangi kesuburan.
- Gangguan Imun: Bahan beracun dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi.
- Malfungsi Tiroid: Beberapa bahan kimia dapat mengganggu fungsi hormon tiroid, yang penting untuk metabolisme tubuh.
- Kanker: Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia tertentu dalam pembalut dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker serviks dan rahim.
Selain itu, pembalut yang mengandung klorin atau bahan kimia keras dapat menyebabkan iritasi, keputihan, bahkan meningkatkan risiko penyakit seperti kista dan mioma. Parahnya, banyak dari kita yang tidak mengetahui secara pasti bahan-bahan apa saja yang terkandung dalam pembalut yang dipakai setiap bulan.
Sayangnya, masalah ini tidak hanya terjadi di China. Di Indonesia, belum ada regulasi ketat mengenai transparansi bahan dalam produk pembalut. Banyak pembalut di pasaran Indonesia yang tidak mencantumkan komposisi lengkap, dan sebagian mengandung bahan kimia berisiko tinggi.
Selain itu, limbah pembalut menjadi masalah lingkungan yang tak kalah serius. Data dari Sustaination menyebutkan bahwa rata-rata seorang perempuan Indonesia menggunakan sekitar 12.000–16.000 pembalut sekali pakai dalam hidupnya. Limbah ini sulit terurai dan sering kali berakhir di TPA tanpa penanganan khusus.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Area Miss V Terasa Gatal saat Menggunakan Pembalut
Beberapa gerakan perempuan dan komunitas lingkungan mulai mendorong penggunaan pembalut kain atau menstrual cup sebagai alternatif yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Namun, tantangan terbesar tetaplah edukasi dan akses.
Kisah Tao dan pabrik pembalutnya bisa menjadi inspirasi besar bagi kita semua. Bahwa seorang laki-laki bisa menunjukkan kepedulian sedalam itu terhadap isu yang sangat personal bagi perempuan, dan menjadikannya gerakan nyata, bukan sekadar kata-kata.
Semoga semakin banyak perusahaan yang mengambil langkah serupa, bukan hanya karena tren atau tekanan publik, tapi karena rasa tanggung jawab terhadap perempuan. Karena pada akhirnya, kesehatan perempuan adalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
(*)
Celine Night