Mendampingi Remaja di Era Digital, Peran Baru Bagi Perempuan

Tim Parapuan - Senin, 21 April 2025
Ibu dan remaja perempuan bermain gadget bersama
Ibu dan remaja perempuan bermain gadget bersama Freepik

Parapuan.co - Seorang ibu di masa kini menghadapi tantangan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Di tengah kesibukan mengelola pekerjaan, rumah tangga, dan kehidupan sosial, mereka juga dihadapkan pada realitas dalam mendampingi anak-anak tumbuh di era digital.

Ruang digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses tumbuh kembang remaja. Tak hanya menyediakan peluang besar untuk belajar dan berkarya, tetapi juga membuka celah terhadap berbagai tantangan yang dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis, khususnya bagi remaja perempuan.

Masalah seperti citra tubuh yang terdistorsi, tekanan untuk selalu tampil sempurna, hingga interaksi yang merugikan di media sosial, semakin sering muncul tanpa terdeteksi.

Ketika batas antara dunia nyata dan dunia maya makin kabur, dampak dari aktivitas digital pun ikut terbawa ke ranah pribadi, dan dapat menyentuh hubungan sosial, prestasi belajar, bahkan kepercayaan diri anak-anak.

Dalam situasi ini, peran perempuan sebagai pendamping utama di rumah menjadi semakin penting. Bukan hanya dalam hal pengasuhan tradisional, tetapi juga dalam membentuk pemahaman dan kebiasaan digital yang sehat.

Dari kebiasaan scroll media sosial hingga memilih konten yang dikonsumsi anak, keterlibatan ibu atau figur perempuan dewasa kini menjadi benteng pertama dalam perlindungan digital keluarga.

Menurut laporan Organsisation for Eeconomic Co-operation and Development tahun 2019, anak-anak yang mendapatkan bimbingan aktif dari orang tuanya dalam menggunakan teknologi cenderung memiliki tingkat stres daring yang lebih rendah. Anak-anak perlu bimbingan yang tidak hanya mencakup pengawasan teknis, tetapi juga dukungan emosional yang membantu anak merasa didampingi.

Di Indonesia, survei UNICEF & ECPAT tahun 2021 mengungkapkan bahwa, hanya 35% orang tua yang memahami risiko dunia maya yang dihadapi anak-anak mereka. 

Kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kesenjangan digital antar generasi, kurangnya akses terhadap informasi literasi digital, hingga beban harian yang membuat orang tua sulit memprioritaskan isu ini.

Baca Juga: Pentingnya Literasi Digital pada Anak untuk Mencegah Paparan Konten Pornografi

 

Sebagai perempuan, entah sebagai ibu, kakak, guru, atau figur dewasa, seharusnya kita bertindak sebagai pendidik digital pertama. Bukan hanya dalam hal perangkat dan aplikasi, tapi juga dalam cara berpikir, bersikap, dan berinteraksi.

Tantangan yang semakin lama, semaikin besar, membuat para perempuan harus pintar mengelola waktu, dalam menghadapi tekanan sosial, sambil mendampingi anak remaja di dunia digital.

Sumber: Berbagai sumber
Penulis:
Editor: Arintha Widya