Ahli Gizi Sebut Buah Jeruk Efektif Mengurangi Stres, Kenali Manfaatnya

Parapuan.co - Selama ini, makanan pereda stres sering kali dikaitkan dengan ikan berlemak, cokelat hitam, atau teh chamomile. Namun, tahukah kamu bahwa buah-buahan juga bisa membantu menenangkan pikiran? Kandungan nutrisi penting dalam buah memiliki peran besar dalam mendukung kesehatan tubuh dan mental.

Dan menariknya, ada satu buah yang dianggap sangat efektif dalam melawan stres—dan mungkin bukan buah yang kamu kira. Buah apa dan bagaimana manfaatnya? Simak informasi seperti dikutip dari Real Simple berikut ini!

Jeruk, Buah Terbaik untuk Melawan Stres

Menurut Kristen Lorenz, RD, seorang ahli gizi terdaftar sekaligus pendiri Kristen Lorenz Nutrition, jeruk adalah buah terbaik untuk meredakan stres. "Jeruk mengandung banyak nutrisi yang mendukung fungsi kekebalan tubuh, yang pada gilirannya meningkatkan respons tubuh terhadap stres," jelas Kristen Lorenz.

Salah satu kandungan utama jeruk adalah vitamin C. "Vitamin C adalah nutrisi penting untuk daya tahan tubuh. Vitamin ini bekerja dengan meningkatkan produksi dan fungsi sel darah putih, yaitu sel kekebalan yang melawan infeksi," ujar Lorenz.

Ia juga menambahkan, "Sebagai antioksidan, vitamin C melindungi sel kekebalan dari kerusakan oksidatif." Selain itu, vitamin C juga mendukung fungsi pelindung kulit dan mempercepat penyembuhan luka, yang semuanya penting untuk menjaga ketahanan tubuh secara keseluruhan.

Lantas, apa hubungan antara daya tahan tubuh dengan stres?

Menurut Lorenz, "Sistem kekebalan dan respons stres sangat berkaitan erat." Ketika tubuh mendapatkan dukungan nutrisi yang cukup—misalnya dari vitamin C—maka sistem imun bisa lebih baik dalam mengatur respons peradangan akibat stres, sehingga menurunkan risiko efek jangka panjang dari stres kronis.

Sebaliknya, stres fisik dan emosional justru bisa memicu pelepasan hormon kortisol (hormon stres). Oleh karena itu, salah satu cara terbaik untuk mengelola stres adalah dengan memperkuat daya tahan tubuh. Lorenz menjelaskan, "Dalam jangka panjang, stres kronis dan tingginya kadar kortisol dapat menekan fungsi imun, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan peradangan."