Bagaimana 'Hak Asuh Bersama' Bekerja Setelah Orang Tua Bercerai?

Saras Bening Sumunar - Kamis, 24 April 2025
Mengenal istilah hak asuh bersama.
Mengenal istilah hak asuh bersama. Kiwis

Parapuan.co - Dalam kehidupan rumah tangga, perceraian mungkin bukan hal yang diharapkan. Sayangnya, banyak pasangan akhirnya memilih jalan tersebut demi kebaikan bersama. Perceraian, meskipun menyakitkan, bukanlah akhir dari peran sebagai orang tua.

Justru setelah perceraian, tanggung jawab terhadap anak tetap menjadi prioritas utama, dan di sinilah konsep hak asuh bersama atau joint custody menjadi relevan dan penting untuk dipahami secara mendalam.

Kawan Puan, istilah hak asuh bersama ini marak dibahas setelah perceraian Baim Wong dan Paula Verhoeven. Dari perceraian tersebut, Baim dan Paula mendapatkan hak asuh bersama kedua putranya.

Apabila kamu juga baru saja bercerai atau sedang menjalani proses perceraian, penting bagimu untuk memahami bahwa hak asuh bersama bisa menjadi jalan tengah yang adil dan sehat untuk memastikan anak tetap mendapatkan cinta, perhatian, dan bimbingan dari kedua orang tuanya.

Dalam sistem hukum dan psikologi anak, hak asuh bersama bukan hanya sekadar pembagian waktu tinggal atau kunjungan. Ini adalah komitmen kolaboratif antara dua orang tua yang memutuskan untuk tetap bekerja sama dalam mendidik, membesarkan, dan mengambil keputusan penting bagi anak, meskipun hubungan romantis mereka telah berakhir.

Merujuk dari laman Talking Parentsberikut beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang hak asuh bersama setelah perceraian. Yuk, simak uraian lengkapnya!

Apa Itu Hak Bersama?

Secara definisi, hak asuh bersama (joint custody) adalah pengaturan hukum di mana kedua orang tua tetap memiliki hak dan tanggung jawab serupa dalam mengambil keputusan penting terkait kehidupan anak.

Ada dua jenis hak asuh terkait anak, yakni secara fisik dan hukum. Hak asuh secara fisik menyangkut pada situasi kehidupan anak, sementara hak asuh hukum mengacu pada hak orang tua membuat keputusan penting atas nama anak mereka.

Baca Juga: Waspada 7 Red Flag Pernikahan yang Bisa Berujung pada Perceraian

Memahami hak asuh anak secara menyeluruh sangatlah penting karena ini memengaruhi tanggung jawab masing-masing orang tua. Terpenting, hak asuh bersama setelah bercerai berdampak langsung pada kesejahteraan emosional dan fisik anak yang terlibat.


Hak Asuh Fisik Bersama

Hak asuh ini mengacu pada pengaturan tempat tinggal anak, tempat mereka akan menghabiskan waktu tinggal secara seimbang (atau hampir seimbang) di rumah masing-masing orang tua.

Ini tidak selalu berarti pembagian waktu 50/50, tetapi tujuannya adalah agar anak tetap memiliki hubungan yang erat dan konsisten dengan kedua orang tuanya.

Hak Asuh Hukum

Dalam bentuk ini, kedua orang tua memiliki hak yang sama dalam membuat keputusan penting mengenai anak. Meskipun anak mungkin tinggal lebih sering bersama salah satu orang tua, keputusan mengenai pendidikan, perawatan medis, dan nilai-nilai pengasuhan harus disepakati oleh kedua belah pihak.

Mengapa Hak Asuh Bersama Penting?

Hak asuh bersama memiliki banyak manfaat yang signifikan bagi perkembangan psikologis dan emosional anak. Anak-anak yang masih di bawah umur dan orang tuanya bercerai, dibesarkan dengan hak asuh bersama cenderung memiliki keseimbangan emosional lebih baik, prestasi akademik lebih stabil, serta hubungan sosial lebih sehat.

Hal ini disebabkan karena anak merasa bahwa kedua orang tuanya tetap peduli dan terlibat secara aktif dalam kehidupannya, meskipun mereka tidak lagi tinggal bersama.

Selain itu, hak asuh bersama membantu meminimalkan konflik berkepanjangan antara orang tua pasca perceraian. Adanya struktur yang jelas dan kesepakatan bersama, komunikasi dan koordinasi menjadi lebih terarah, sehingga anak tidak terjebak dalam tarik ulur kepentingan orang dewasa.

Meski demikian, hak asuh bersama tidaklah mudah untuk dijalani. Tantangan terbesar datang dari kebutuhan untuk terus berkomunikasi dan bekerja sama, bahkan setelah perpisahan.

Ini bisa menjadi sulit, terutama jika perceraian terjadi karena konflik besar atau ketidakcocokan yang dalam. Kamu dan mantan pasanganmu harus mampu menempatkan ego masing-masing demi kepentingan anak.

Perceraian tidak harus berarti perpisahan total dalam peran sebagai orang tua. Justru dengan adanya hak asuh bersama, kamu dan mantan pasanganmu diberi kesempatan untuk terus hadir dalam kehidupan anak, tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosional dan moral.

Anak membutuhkan figur orang tua yang stabil, penuh kasih, dan konsisten. Tentunya, hal ini tetap bisa kamu wujudkan meskipun pernikahan telah berakhir.

Baca Juga: 5 Fase yang Dialami Perempuan Ketika Menghadapi Perceraian Rumah Tangga

(*)