Parapuan.co - Kawan Puan mungkin pernah mendengar anggapan jika perempuan mandiri sulit menjalin hubungan asmara. Rupanya, stereotip ini muncul dari pandangan tradisional tentang relasi gender yang menempatkan perempuan sebagai pihak bergantung, perlu dilindungi, dan lebih emosional dibandingkan laki-laki.
Maka ketika muncul sosok perempuan yang bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, memiliki penghasilan sendiri, mampu membuat keputusan besar dalam hidupnya, dan tak takut menyuarakan pikiran, muncul anggapan bahwa perempuan semacam ini terlalu kuat untuk dicintai, terlalu mandiri untuk dibutuhkan, bahkan terlalu 'berbahaya' bagi laki-laki.
Tentu saja, anggapan ini tidak adil dan salah kaprah. Berikut PARAPUAN merangkum mitos-mitos yang dilekatkan pada perempuan dalam menjalani hubungan:
1. Tak Butuh Pasangan
Salah satu mitos paling umum yang melekat pada perempuan mandiri adalah bahwa mereka tidak membutuhkan pasangan karena bisa melakukan segalanya sendiri. Padahal, kemandirian emosional, finansial, dan intelektual tidak meniadakan kebutuhan akan koneksi emosional yang sehat juga penuh cinta.
Perempuan independen justru lebih mungkin membangun hubungan yang matang karena mereka tidak menjadikan pasangan sebagai sumber utama kebahagiaan, melainkan sebagai rekan sejajar untuk saling mendukung pertumbuhan satu sama lain.
Mereka tahu bahwa hubungan bukan soal mengisi kekosongan, tetapi memperkuat fondasi diri bersama seseorang yang tepat.
2. Kemandirian Membuat Perempuan Terlalu Dominan
Sementara menurut laman Psychology Today, ada anggapan bahwa perempuan mandiri akan mendominasi hubungan, seolah-olah mereka tidak bisa kompromi atau berbagi peran dalam relasi. Padahal, kemandirian bukan tentang dominasi, tetapi tentang kemampuan untuk membuat keputusan sendiri, menetapkan batasan yang sehat, dan memahami kebutuhan diri sendiri.
Baca Juga: Tambah Penghasilan, Ini Peluang Bisnis Menguntungkan untuk Perempuan Mandiri
Dalam konteks hubungan asmara, perempuan mandiri cenderung lebih terbuka untuk komunikasi sehat, mampu menetapkan batas tanpa rasa bersalah, dan tidak mudah larut dalam hubungan yang tidak seimbang.
Mereka tidak ingin mengendalikan pasangan, melainkan ingin hubungan yang saling menghargai dan sejajar.
3. Terlalu Sibuk untuk Menjalin Asmara
Merujuk dari laman Linkedin, kesibukan bukan alasan seseorang tidak bisa menjalin hubungan. Perbedannya hanya prioritas, perempuan independen seringkali memiliki jadwal padat karena mereka mengejar karier, pendidikan, atau mimpi pribadi.
Namun, itu tidak berarti mereka menolak cinta. Mereka hanya lebih selektif dalam memilih pasangan karena mereka tahu nilai waktu dan emosi mereka.
Kamu tidak mencari cinta instan atau hubungan yang didasarkan pada ketergantungan emosional. Kamu mencari seseorang yang bisa menghormati ruang personal mereka, memahami ambisi mereka, dan tumbuh bersama, bukan sekadar mengisi waktu luang.
4. Tidak Mau Berkompromi
Ada anggapan bahwa perempuan yang mandiri terlalu kaku dengan prinsip dan nilai hidupnya, sehingga sulit menyesuaikan diri dalam hubungan. Padahal, mereka justru paham pentingnya komunikasi dan kompromi sebagai landasan hubungan harmonis.
Baca Juga: Perempuan Mandiri akan Bertemu Calon Mertua? Tunjukkan 6 Sikap Ini
Perempuan tidak takut mengatakan tidak, tetapi juga terbuka untuk berdiskusi dan menemukan titik tengah. Mereka menjunjung tinggi otonomi pribadi tanpa mengorbankan keterhubungan emosional dengan pasangan.