Parapuan.co - Sejak pandemi Covid-19 ini, kebutuhan kita terhadap peralatan dapur memang perlu ya, Kawan Puan.
Apalagi, kita di rumah juga lebih sering eksplor masakan, sudah pasti perlengkapan alat dapur juga harus lengkap.
Inilah yang membuat Mega Puspita sebagai owner dari Studio Dapur, yang menghadirkan peralatan dapur terbuat dari anyaman bambu, juga banjir pesanan selama pandemi Covid-19.
“Sebulan itu kita kurang lebih bisa habis 400-600 buah produk per bulannya,” ujarnya mengutip Tabloid Nova Edisi 1722 yang merupakan bagian jaringan dari PARAPUAN.
Baca Juga: Begini Cara Ria Miranda Pertahankan Bisnis di Era Pandemi Covid-19
Nah, gimana ya, caranya Mega bisa membuat produk dagangannya ini laku?
Rupanya, kunci utama bisnis Studio Dapur ini, terletak pada desain yang dihadirkan Mega untuk peralatan dapur.
Seperti yang kita tahu, biasanya peralatan dapur terbuat dari anyaman bambu memiliki model yang kuno dan kurang menarik.
Tapi, bila dilihat dari koleksi Studio Dapur, Mega mengemas peralatan dapurnya menjadi lebih modern dan menarik.
Tak hanya peralatan dapur saja, Mega juga menghadirkan beberapa produk anyaman peralatan rumah tangga seperti tempat madu, penutup lilin, tudung saji, sampai wadah bumbu dapur.
“Kami memang sengaja menghadirkan desain modern ini, soalnya kalau enggak didesain seperti sekarang. Itu juga akan susah. Jadi, saya dan tim selalu berpikir untuk menghadirkan inovasi baru. Misalnya, kayak anyaman untuk lampu. Itu unik kan” jelasnya.
Semuanya dikemas dengan desain unik. Saking uniknya, Studio Dapur juga tak hanya menarik pangsa pasar Indonesia saja, melainkan juga pasar Internasional.
Pada 2019 lalu, Studio Dapur pernah mengikuti pameran Internasional seperti New York Now 2019, Design Talents Ambiete di Jerman 2019, dan Next Talents Ambiete Jerman 2020.
Nah, apalagi nih, keunggulan Studio Dapur?
Baca Juga: Nova Hadirkan Festival Pilih Lokal Aja: Kehadiran Komunitas Penting untuk Kesuksesan UMKM
Kualitas Anyaman
Selain desain, Mega juga mengutamakan kualitas pada anyaman. Sebab, begini, rupanya banyak anyaman yang mudah rusak dan menghitam.
Ini disebabkan, karena proses produksi yang tidak diperhatikan dengan teliti dan hati-hati.
Nah, kalau di Studio Dapur sendiri, Mega cerita butuh waktu sampai dua minggu untuk memperoleh kualitas anyaman bambu yang bagus.
“Kebetulan perajin bisa pakai teknik laminasi pigura jadinya membuat produk lebih modern. Modal awal gitu untuk bikin produk, terus menggaji penrajin. Karena kan, selama ini upah perajin belum baik,” jelasnya.
Mengikuti Bazaar
Soal pemasaran sendiri, Mega cerita kalau Studio Dapur sebelum pandemi hanya aktif mengikuti pameran Nasional.
Di sinilah, Mega bertemu dengan pembeli dari negara asing, yang membantunya bisa ekspor ke luar negeri.
Sekarang, Mega pun sudah melakukan banyak eskpor ke beberapa negara di antaranya Australia, Korea, Jepang, dan Amerika.
Nah, pas pandemi Covid-19 ini, Mega banyak memanfaatkan platform online seperti Instagram, Tokopedia, dan Shopee.
Baca Juga: Iklan Tentang Kesetaraan Gender di India Sukses, Priyanka Chopra Sebut Iklan Dapat Mengubah Dunia!
Gimana nih, Kawan Puan masih ragu untuk membeli produk lokal?
Produk lokal juga tak kalah bagus lho, dibandingkan produk luar negeri.
Oleh sebab itu, Nova sebagai media perempuan yang merupakan bagian dari jaringan PARAPUAN, menghadirkan kampanye #PilihLokalAja dalam HUT Ultah ke-33. Kampanye yang dilaksanakan dari 21-25 Februari ini, dilakukan untuk memperkenalkan UMKM perempuan secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Tak hanya itu, #PilihLokalAja juga mengajak Kawan Puan semua untuk tetap membeli dan bangga dengan produk lokal.(*)