"Meski sebagian besar publik sudah menyadari bahaya dan dampak penggunaan plastik ini, pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari mereka mengakui bahwa plastik masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan," papar Afifah.
Hal ini karena jumlah sampah yang ada didominasi oleh plastik kemasan sekali pakai dari industri FMCG atau kebutuhan sehari-hari seperti makanan, alat mandi, dll.
Dalam hal ini, masyarakat kesulitan untuk menerapkan gaya hidup minim plastik karena publik hanya bisa menggunakan apa yang ditawarkan produsen.
Baca Juga: Selain Fix You, Inilah Beberapa Lagu Barat yang Dicover Member BTS
Masalah ini akhirnya menjadi catatan merah untuk produsen sebagai aktor yang membuat masyarakat mau tidak mau menggunakan plastik sekali pakai.
"Berdasarkan survei, jika dikelompokkan ada empat alasan yang muncul (penyebab gaya hidup minim plastik sulit dijalankan). Pertama, keterbatasan pilihan alternatif," terang Afifah.
Keberadaan alternatif inilah yang diharapkan Greenpeace Indonesia bisa menjadi gebrakan baru di industri FMCG.
Dengan adanya alternatif lain yang ditawarkan, Greenpeace berharap produksi sampah kemasan sekali pakai bisa dihilangkan.
Alternatif yang diberikan pun beragam, di antaranya sistem pengantaran ke rumah, sistem pengambilan dan guna ulang kemasan, bulkstore dan mesin isi ulang otomatis.
Baca Juga: Jadi Trending di Twitter, Ini Alasan BTS Nyanyikan Fix You dari Coldplay
"Produk dengan kemasan guna ulang akan didistribusikan langsung ke konsumen dan secara berkala produsen mengambil kembali kemasan produk tersebut untuk diisi ulang dan digunakan pada distribusi selanjutnya," tutur Afifah.
Lebih lanjut untuk alternatif kedua, Afifah menjelaskan, "produsen akan bekerja sama dengan retailer dan distributor untuk menyediakan produk. Dalam mekanismenya, model ini menggunakan sistem pengembalian jaminan di mana pengguna akan dikenakan biaya jaminan ketika membeli produk dan biayanya akan dikembalikan saat pengembalian kemasan."
Untuk konsep ketiga, "Mekanisme penjualannya, selain konsumen dapat membawa wadah sendiri untuk mengemas produk yang akan dibeli, konsumen juga diberikan alternatif untuk menyewa wadah guna ulang yang disediakan toko dengan menerapkan sistem deposit."
Baca Juga: Sayang Keluarga, Jennifer Lopez Rayakan Ultah Anaknya dengan Cara Ini!
Dan di konsep terakhir, "Produsen akan menjual produknya melalui mesin otomatis yang disediakan di beberapa lokasi. Dalam mekanisme penjualannya, konsumen perlu membawa wadah mereka sendiri untuk diisi ulang pada titik penjualan tertentu."
Diharapkan, dengan adanya produk alteratif ini, masyarakat bisa mulai mengurangi produksi sampah plastik kemasan sekali pakai, dan membuat bumi lepas dari belenggu plastik.
(*)