Parapuan.co - Pengajar desain mode Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bali, mengungkapkan pentingnya isu sustainability atau keberlanjutan untuk perkembangan fashion.
Menurut Ketua Prodi Desain Mode Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, Tjok Istri Ratna C. S., isu keberlanjutan tersebut sejalan dengan kondisi pandemi COVID-19.
Hal tersebut dinyatakannya dalam peragaan busana virtual bertajuk "Sustainability and Charity Event by Ali Charisma" melalui aplikasi konferensi video Zoom pada Sabtu (27/2/2021).
Baca Juga: Fashion Item Apa yang Banyak Dicari Selama Pandemi? Ini Bocorannya!
“Apalagi Bumi kita saat ini sedang mendetoksifikasi dirinya, sehingga membuat semuanya seolah restart (mengulang lagi dari awal)."
"Jadi, kita berpikir apa yang kita bisa lakukan untuk keberlanjutan,” ucap Ratna dalam acara.
Tak disangkal, pandemi yang telah berlangsung selama setahun memang membuat banyak aktivitas terhenti dan masyarakat sulit bepergian bebas.
Pemerintah daerah, terutama di Jakarta, menggalakkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi menekan laju penyebaran virus COVID-19, sehingga mobilitas warga terkekang.
Namun hal itu justru berdampak baik pada lingkungan.
Baca Juga: Sampai Punya Julukan, Ini Alasan Fashion Drama Korea Menarik Perhatian
Diwartakan Kompas.com, PSBB menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta secara signifikan.
Kondisi bumi yang seolah tengah membersihkan diri dari segala polusi inilah yang disasar oleh Ratna serta para desainer lain dalam fashion-nya.
Pandemi Ciptakan Kreasi
“Kami curahkan ke dalam desain dan memakai konsep eco fashion. Kami buat motif dan lakukan sistem pencelupan (tekstil) yang zero waste (nol limbah),” jelas Ratna.
Meski kondisi pandemi seolah membuahkan ide untuk melakukan eco fashion demi mendukung isu keberlanjutan lingkungan, namun dampak negatifnya tetap terasa.
Ratna mengaku dia awalnya sempat bingung dengan hasil karya fashion miliknya dan para desainer lain; mau dibawa ke mana?
Kebingungan ini tak lepas dari, lagi-lagi kondisi pandemi, yang membuat daya beli masyarakat turun.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pada 28 Desember 2020, seperti dikutip dari Kompas.com, penurunan daya beli di sektor industri pariwisata dan manufaktur mencapai Rp374,4 triliun akibat pandemi.
Ratna jadi bertanya-tanya tentang apa yang harus dilakukan dengan karya-karya fashion yang sudah jadi itu.
“Kami mau kasih ke mana hasil produksi kami? Jadi, kami masuk lagi ke horison berpikir kami dan akhirnya mengarahkan karya kami ke kolektor dan museum,” ujar Ratna.
Sayang dia tidak merinci lebih lanjut berapa kolektor dan museum yang dituju untuk menyimpan karya-karya fashion tersebut, maupun berapa karya fashion yang dihasilkan.
Peragaan busana virtual "Sustainability and Charity Event by Ali Charisma" dapat dinikmati secara live streaming pada 26-28 Februari 2021 pukul 16.00 WIB dan 19.00 WIB.
Live streaming dapat diakses di YouTube Channel Ali Charisma, Facebook Ali Charisma, dan Instagram @alicharismaofficial. (*)