Parapuan.co - Meghan Markle dan Pangeran Harry sedang menjadi perbincangan hangat publik. Wawancara keduanya dengan Oprah Winfrey pada 7 Maret 2021 lalu mengejutkan banyak pihak.
Salah satu yang baru terungkap, Meghan Markle mengatakan perlakuan media Inggris hampir membuatnya ingin bunuh diri.
Rupanya, pernyataan tersebut membuat banyak pihak melihat kesamaan antara Meghan Markle dan Putri Diana. Dua orang istri pangeran dari Kerajaan Kensington.
Baca Juga: 3 Cara untuk Membuat Hubungan dengan Saudari Ipar Jadi Akrab
Jika kita kilas balik, Putri Diana, ibu dari Pangeran Harry juga pernah mengalami tekanan dari media Inggris bertahun-tahun lalu.
Ia pernah mengungkapkannya dalam wawancaranya pada November 1995 dengan Martin Bashir terkait perceraiannya dengan Pangeran Cahrles.
Melansir Pop Sugar, hal ini menjadi pertanda bahwa tak banyak yang berubah dari Istana Kerajaan Inggris dan Media Inggris sejak wawancara Putri Diana 26 tahun lalu.
Lantas, perlakuan apa saja yang dialami Meghan Markle dan Putri Diana dari Kerajaan dan Media Inggris? Berikut ini adalah hal-hal yang mereka rasakan.
1. Saat Bergabung dengan Keluarga Kerajaan
Diana dan Meghan, keduanya sama-sama bergabung ke kerajaan. Dulu, Diana berpikir dirinya akan baik-baik saja karena sudah menyiapkan diri.
"Di usia 19 tahun, kamu selalu berpikir kamu siap untuk segalanya. Kamu pikir kamu memiliki pengetahuan tentang apa yang akan terjadi di masa depan.
Tetapi meskipun saya takut pada tawaran saat itu, saya merasa, saya mendapat dukungan dari calon suamiku," ujar Diana dalam wawancara bersama Martin (20/10/1995).
Baca Juga: Belajar dari Meghan Markle, Begini Cara Hadapi Konflik dengan Saudari
Di sisi lain, Meghan rupanya tidak tahu banyak soal keluarga kerajaan suaminya, Pangeran Harry.
Kepada Oprah (07/03/2021), Meghan mengungkapkan, "Saya akan mengatakan, saya melakukannya secara naif karena tidak tahu banyak tentang keluarga kerajaan.
Itu bukan sesuatu yang menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di rumah, itu bukan sesuatu yang kami (keluarga Meghan) ikuti. Saya tidak mencari tahu apa artinya itu."
"Saya tidak pernah mencari suami saya secara online. Saya hanya merasa tak perlu karena semua yang perlu saya ketahui, dia (Pangeran Harry) bagikan dengan saya," sambung Meghan.
2. Tak Menerima Dukungan dalam Beradaptasi
Baik Diana maupun Meghan, keduanya tidak menerima dukungan saat akan bergabung di keluarga kerajaan.
Mereka tak sepenuhnya diajari bagaimana harus bersikap. Sementara mereka dituntut untuk cepat memahami hal-hal di kerajaan.
"Tidak ada yang mendudukkan saya dengan selembar kertas dan berkata, 'Inilah yang diharapkan dari kamu.
Tapi sekali lagi, saya cukup beruntung karena saya telah menemukan peran saya, dan saya sangat menyadarinya," kata Diana. Meski begitu, Diana mengaku senang berada di lingkungan kerajaan.
Baca Juga: Kerasnya Hidup di Kerajaan Inggris, Meghan Markle Sempat Berniat Bunuh Diri Saat Hamil
"Itu mengisolasi, tetapi itu merupakan situasi di mana kamu tidak bisa memanjakan diri dengan mengasihani diri sendiri.
Kamu harus tenggelam atau berenang. Kamu harus mempelajarinya dengan sangat cepat," cerita perempuan yang pernah menjadi guru TK ini.
Semua itu tidak jauh bedanya dengan apa yang dialami oleh istri dari anak kedua Putri Diana. Meghan Markle.
"Tidak seperti yang kamu lihat di film. Tidak ada kelas tentang cara berbicara, cara menyilangkan kaki, cara menjadi bangsawan," kata Meghan yang bahkan mencari lagu Kebangsaan Inggris di Google pada malam sebelum pertunangannya.
3. Perlakuan Tak Menyenangkan dari Media
Diana mengaku media membuatnya takut. Berulang kali ia mendapatkan kedatangan media secara diam-diam saat pertunangan dan pernikahan mereka.
"Kemudian itu mulai sangat fokus pada saya, dan saya tampaknya ada di surat kabar setiap hari. Itu merupakan pengalaman yang tidak nyaman.
Semakin tinggi media menempatkamu, maka semakin besar penurunannya. Dan saya sangat menyadarinya," terang Diana.
Baca Juga: Meghan Markle dan Pangeran Harry Diwawancara Oprah Winfrey: Takut Ulangi Sejarah
Pemberitaan media juga membuat Meghan Markle frustasi. Meghan mengungkapkan, ia bisa memikirkan pemberitaan itu semalaman.
"Tetapi itu hampir lebih buruk ketika kamu merasakannya melalui ekspresi ibuku atau teman-temanku atau mereka memanggilku sambil menangis seperti, 'Meg, mereka tidak melindungimu.'
Dan saya menyadari itu semua terjadi hanya karena saya ada disana," cerita Meghan tentang kekhawatiran kerabat dan keluarganya.
4. Tak Mengizinkan Saat Mereka Butuh Bantuan
Diana mengatakan saat itu, ia mungkin menjadi orang pertama yang mengalami depresi dan mengungkapkan pengalamannya secara terbuka.
Meski, ia juga menghawatirkan pandangan publik tentang dirinya, seperti Diana yang tidak stabil ataupun Diana dengan mental yang tak seimbang selama bertahun-tahun.
"Saat tak ada yang mendengarkanmu, banyak hal akan terjadi. Dengan cepat, kamu akan merasakan banyak kesedihan dalam dirimu dan kamu akan menyakiti dirimu dari luar, karena saat meminta pertolongan, kamu meminta pertolongan kepada pihak yang salah," jelas Diana.
Diana mengatakan bahwa dari luar sana, orang menganggapnya hanya mencari perhatian dan pura-pura menangis saking banyaknya perhatian yang ia dapat dari media.
"Namun, saya benar-benar menangis karena ingin merasa lebih baik ke depannya dan dapat melanjutkan tugas dan peran saya sebagai istri, ibu, dan Princess of Wales," sambungnya.
Baca Juga: Meghan Markle Akui Kate Middleton Membuatnya Menangis di Hari Pernikahan
Hal ini mengakibatkan Diana mengaku merasa membenci dirinya sendiri lantaran tak dapat mengatasi tekanan yang ada pada dirinya.
Hal serupa juga dialami Meghan. Meghan mengatakan, ia merasa malu untuk mengakuinya pada dirinya sendiri bahkan pada suaminya.
"Karena saya tahu berapa banyak hal yang membuatnya menderita. Namun, saya tahu jika tidak mengatakannya saya akan melakukannya.
Saya tak ingin hidup lagi. Pikiran itu sering muncul dan terasa sangat jelas, nyata, dan menakutkan," ceritanya mengingat hal kelam itu.
Meghan pun bercerita bahwa ia sampai meminta bantuan pada orang yang lebih senior.
"Saya mengatakan ini karena banyak orang yang takut untuk bersuara bahwa mereka butuh bantuan. Saya tahu bagaimana sulitnya untuk tidak menyuarakannya," kisah Meghan. (*)