Penting! Pertimbangkan 5 Hal ini sebelum Mengaktifkan PayLater

Shenny Fierdha - Kamis, 18 Maret 2021
Ilustrasi pay later
Ilustrasi pay later

Parapuan.co - Metode pembayaran semakin lama semakin canggih dengan hadirnya berbagai metode pembayaran nontunai berbasis online.

Salah satunya adalah pay later atau bayar kemudian. Kawan Puan bisa belanja lebih dahulu ketika sudah mengaktifkan pay later ini.

Namun, ada sederet hal yang harus Kawan Puan pertimbangkan sebelum akhirnya mengaktifkan pay later ya. Jangan asal bikin dan ikut-ikutan.

Pasalnya, melansir dari Kompas.com, pay later memungkinkan pengguna untuk membeli barang atau jasa tertentu lalu membayarnya belakangan, mirip dengan cara kerja kartu kredit.

Baca Juga: Ingin Investasi? Kenali 3 Aplikasi Investasi Populer Berikut Ini, Yuk!

Bedanya, pay later tidak berbentuk kartu fisik dan hanya bisa digunakan secara online.

Selain lebih praktis, pay later tidak mewajibkan proses pengajuan yang panjang seperti mengajukan kartu kredit.

Terlepas dari kepraktisan dan kemudahannya, kita tetap harus berhati-hati saat mau membuat dan mengaktifkan pay later.

Jika Kawan Puan berniat dan tertarik, perhatikan dulu hal-hal ini yang harus dipertimbangkan sebelum mengaktifkan pay later ya.

Perilaku Konsumtif Berlebih

Mentang-mentang beli sekarang dan bayar belakangan, kita dapat cenderung lebih impulsif dalam membeli barang atau jasa.

Karena impulsif, alih-alih membeli barang yang diperlukan, kita malah jadinya membeli barang yang diinginkan.

Padahal kebutuhan dan keinginan jelas berbeda.

Ujungnya, kita jadi membeli barang atau jasa yang tidak penting yang bisa-bisa malah hanya buang uang.

Baca Juga: Mengenal Sistem Amplop: Cara Mudah Menghemat Uang

Biaya yang Tak Disadari

Tak banyak yang menyadari bahwa mengaktifkan pay later dapat otomatis mengaktifkan sederetan biaya lainnya.

Mulai dari biaya subscription, biaya cicilan, serta biaya lain tergantung dari aplikasi pay later yang dipakai.

Akibatnya, tagihan pun jadi membengkak.

Mengganggu Pengaturan Keuangan

Jika tidak teliti, tagihan pay later dapat terlewat oleh pengguna sehingga bisa terlambat membayar.

Tentu hal ini bisa membuat pengguna kena denda sehingga besaran tagihan yang harus dibayar semakin melonjak.

Selain itu, apabila penghasilannya pas-pasan, uang yang tadinya sudah disisihkan untuk membayar tagihan pay later bisa terpakai untuk kebutuhan lain yang sewaktu-waktu muncul.

Tagihan jadinya semakin besar dan kemungkinan semakin sulit dibayar sehingga meningkatkan risiko tidak mampu bayar.

Baca Juga: Ini Dia 10 Kategori yang Harus Masuk dalam Catatan Anggaran, Apa Saja?

Bisa Mengganggu Skor Kredit

Skor kredit menunjukkan lancar atau tidaknya pembayaran kredit oleh individu.

Kalau skor kredit menunjukkan banyak tunggakan transaksi pada pay later, hal ini akan membuat catatan reputasi kredit tampak buruk.

Dampaknya tak bisa diremehkan.

Saat kamu hendak mengajukan fasilitas kredit lain yang sifatnya lebih penting, misalnya untuk properti maupun kendaraan, bisa-bisa pengajuannya ditolak karena skor kreditmu buruk.

Identitas Rawan Diretas

Karena diakses secara online, maka data digital pengguna pay later bisa diretas.

Memang aplikasi-aplikasi pay later menghadirkan keamanan ketat untuk melindungi data perusahaan dan data pengguna.

Namun, risiko pelaku kriminal siber mampu meretas database suatu hari nanti tetap ada.

Data yang berhasil diretas dapat disalahgunakan untuk melakukan hal-hal melanggar hukum yang dapat merugikan pengguna dan perusahaan pay later.

Kalau Kawan Puan mau mengaktifkan pay later, coba pertimbangkan dulu kelima hal ini, ya. Tetap waspada dan jangan asal bikin ya! (*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Tips Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Bagi Pekerja Gen Z, Simak