Fakta Mencengangkan Dunia ICT, Peluang Kerja Besar untuk Perempuan

Kinanti Nuke Mahardini - Kamis, 18 Maret 2021
Collaborative process of multicultural businesspeople using computer presentation and communication meeting brainstorming ideas about project colleagues working plan success strategy in modern office.
Collaborative process of multicultural businesspeople using computer presentation and communication meeting brainstorming ideas about project colleagues working plan success strategy in modern office. Tirachard

 

Parapuan.co -  Siapa bilang hanya laki-laki yang bisa bekerja di dunia ICT? Perempuan juga bisa berkarier di sana, lho.

Seperti yang kita tahu, ICT merupakan kependekan dari Information, Communication, and Technology atau dalam bahasa Indonesia biasa disingkat dengan TIK.

TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi dipersepsikan sebagai bidang yang digeluti oleh laki-laki saja. Padahal temuan dari ILO, International Labour Organization, selama pandemi covid-19, perempuan lebih aktif dalam menggunakan gawai dan media sosial untuk usaha mikro kecil menengah atau UMKM milik mereka. 

Hal ini disampaikan oleh Technical Officer ILO, Tauvik Muhamad dalam acara ILO bersama dengan CewekBanget.id dan HAI Online. Mengusung tema Teenology: How to Start ICT Career for Young People, ILO dan dua media Grid Network tersebut juga menghadirkan Fransiska Hadiwidjana. 

Baca Juga: Catat! 3 Perusahaan Startup Ini Buka Lowongan Magang dan Full-time

Mungkin masih asing di telinga kita ya, Kawan Puan. Tetapi Fransiska Hadiwidjana merupakan perempuan yang bekerja di bidang ICT. Saat ini ia berkarier sebagai Co-Founder & CTO WomenWorks, Head of Engineering Mamikos.

Dua narasumber keren instagram live CewekBanget.id dan HAI Online tersebut menjelaskan sejumlah fakta mencengangkan dunia ICT yang jadi peluang besar bagi perempuan kalau mau bekerja di bidang tersebut. 

Belum pernah ada mentor perempuan

Sampai pada kariernya sebagai Head of Engineering Mamikos, Fransiska Hadiwidjana mengungkapkan kalau dirinya belum pernah menemukan mentor perempuan saking sedikitnya perempuan di bidang yang ia geluti. 

"Aku pas kuliah dan kerja mirip-mirip. Aku kan kuliah di ITB, dari 100 mahasiswa perempuannya hanya 20 dari 100-an mahasiswa. Dan aku sendiri belum pernah punya mentor perempuan." 

Hal ini disetujui oleh Bapak Tauvik Muhamad yang juga memaparkan temuan ILO tentang persepsi dunia IT yang lebih banyak laki-laki. 

Peluang kerja besar

Masih sedikit perempuan yang bekerja di bidang ICT tentu menjadi pertanyaan. Bukan tidak mungkin perempuan tidak bekerja di bidang ICT karena memang tidak menjanjikan. 

Jangan salah Kawan Puan! Potensi bekerja di bidang ICT sangat besar. Diibaratkan dari 500.000 lowongan pekerjaan yang ada, universitas di Indonesia hanya mencetak 20.000 lulusan. Dengan kata lain, lowongan pekerjaan sangat besar. 

Bukan hanya lowongan pekerjaannya saja yang besar, tetapi jenjang karier di bidang ICT juga menjanjikan. 

"Tahapan karier di bidang IT sangat banyak. Biasanya saat karier naik, kompetensi kita juga naik. Pertama mungkin junior engineer tapi akan naik-naik terus,"  ungkap Fransiska.

Baca Juga: Jangan Pusing, 4 Cara Ini Bisa Bantu Kamu Hadapi Bawahan yang Lebih Senior di Kantor 

Perlu diingat juga kalau role di bidang ICT sangat banyak, Kawan Puan. Jadi bukan melulu tentang coding. 

"Role ICT banyak banget. Enggak cuma coding. Ada juga testing, product team, atau desainer. Kalau designer sekarang yang lagi tren UI/UX desainer. Ada content creator juga," imbuh Fransiska. 

Hal ini juga disetujui oleh Bapak Tauvik Muhamad melalui temuan ILO yang mengungkapkan kalau pekerjaan ICT pemula tidak selamanya tentang coding. 

"Pekerjaan pemula paling populer di bidang ICT itu ada helpdesk, IT web design, dan creative content."

Jadi tertarik berkarier di bidang ICT atau enggak nih, Kawan Puan?

(*)