Sering Jadi Tempat Curhat? Begini Caranya Jadi Pendengar yang Baik

Arintya - Jumat, 26 Maret 2021
Ilustrasi pendengar yang baik
Ilustrasi pendengar yang baik Photo by Tan Danh from Pexels

 

Parapuan.co - Menjadi pendengar yang baik memang susah-susah gampang. Apalagi ketika ada teman yang datang kepadamu untuk curhat. Di sinilah kemampuan menjadi pendengar yang baik akan diuji.

Meskipun tidak setiap hari ada teman yang curhat, tapi kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik perlu dilatih sejak dini. 

Sebab menjadi pendengar yang baik tidak hanya berguna untuk orang lain, tapi juga bagi diri sendiri. 

Salah satu manfaatnya bagi diri sendiri adalah bisa menjadi ajang latihan kita untuk lebih fokus dan berempati lagi dengan sesama.

Nah apakah Kawan Puan juga sering menjadi tempat curhat?

Jika iya, yuk latihan menjadi pendengar yang baik! Melansir dari Psychcentral dan Fast Company, berikut beberapa cara melatih diri untuk bisa menjadi pendengar yang baik!

Baca Juga: Supaya Hubungan Langgeng, Ini Tips Bangun Kepercayaan dengan Pasangan

1. Tunjukkan ketertarikanmu pada curhatannya

Menjadi pendengar yang baik ternyata bukan sekadar mendengarkan curhatan saja. Namun kamu juga perlu menunjukkan ketertarikanmu pada curhatannya. 

Nah bentuk ketertarikan ini bisa dalam bentuk tatapan mata maupun body language. Saat temanmu bercerita, kamu bisa menunjukkan ketertarikanmu dengan langsung menatap matanya. 

Pun dengan tubuhmu, tunjukkan ketertarikanmu dengan cara lebih mencondongkan tubuhmu atau memberikan anggukan saat mendengarkan.

2. Jauhkan distraksi

Saat berkumpul dengan teman, ponsel seringnya menjadi salah satu distraksi terbesar. Untuk itu, saat ada temanmu yang curhat usahakan untuk tidak fokus ke ponselmu dulu.

Kamu bisa mengaktifkan mode diam atau malah memasukkannya ke dalam tas terlebih dahulu.

Selain ponsel, kamu juga bisa mematikan TV atau  distraksi lainnya lo, Kawan Puan!

Baca Juga: Terpisah Jarak, Lakukan Ini dengan Sahabatmu Supaya Tetap Terhubung

3. Jangan menyela

Saat mendengarkan curhat temanmu, usahakan juga jangan menyela di tengah-tengah obrolan. 

Sebab menyela curhatan bisa membuat temanmu merasa kurang nyaman dan menghentikan curhatannya. 

Dari sini kamu memang perlu belajar untuk lebih sabar, sampai temanmu selesai bercerita atau berhenti sejenak dari curhatannya.

4. Jangan ragu bertanya jika ada yang tak dipahami

Selain jangan menyela, ada satu hal lagi nih yang perlu Kawan Puan perhatian yaitu jangan ragu bertanya ketika ada sesuatu yang tidak dipahami.

Hal tersebut perlu dilakukan untuk meminimalisir kesalahpahaman. Namun kamu perlu strategi juga ketika ingin bertanya. 

Jangan sampai demi meminimalisir kesalahpahaman kamu justru berkali-kali menyela curhatannya.

Salah satu caranya adalah dengan mengulang beberapa kalimat di mana ada sesuatu yang Kawan Puan belum dipahami, seperti, “Jadi kamu belum diterima kerja karena pendidikannya nggak sesuai dengan yang dicari. Tapi sorry, pendidikan yang tadi dibutuhkan apa ya, Teknik Sipil bukan?”

Baca Juga: Tanpa Menggurui, Ini Cara Dukung Pasangan yang Sedang Mencari Kerja

5. Berikan feedback setelah ia selesai bercerita

Tidak semua curhatan membutuhkan feedback atau saran. Nah sebelum memberikan feedback ada baiknya kamu perlu menanyakan dulu apakah ia memang perlu saran atau hanya ingin didengarkan. 

Jika ia membutuhkan feedback darimu, maka berikanlah saran setelah temanmu benar-benar sudah selesai dengan curhatan. 

Menurut Lesli Shore, penulis buku Listen to Success, mengatakan bahwa momen inilah yang paling sukar dilakukan. Sebab sebagai pendengar yang baik, kamu perlu sabar menunggu hingga ke titik akhir sebelum akhirnya memberikan feedback.

Bagaimana Kawan Puan, sudah siap menjadi pendengar yang baik?

Selamat mencoba menerapkan cara-cara ini ya, Kawan Puan! (*)

Sumber: psychcentral.com,Fast Company
Penulis:
Editor: Arintya