Mira mengatakan bahwa pandemi membuat remaja kesulitan untuk menyalurkan energinya.
Remaja jadi terbatas untuk keluar rumah karena memang kondisi sekarang yang tengah pandemi.
"Biasanya kan, bisa bisa menyarankan ke anak kegiatan outdoor macam olahraga atau basket. Tapi di kondisi sekarang jatuhnya agak sulit," jelas Mira.
Tak hanya keterbatasannya kesempatan untuk keluar rumah, fenomena sexting pada remaja ini juga disebabkan oleh beberapa hal lain seperti kemampun sosial yang rendah dan rendahnya kepercayaan diri dengan body image-nya.
Saat kamu mengetahui anak remajamu melakukan hal ini, berikut adalah hal-hal yang dapat lakukan.
Baca Juga: Hindari Kecanduan Smartphone pada Anak, Yuk Simak 4 Tips Ini!
1. Jangan panik
Ketika mengetahui anak melakukan sesuatu yang tidak diharapkan, pastinya tetap usahakan untuk tidak panik.
Kepanikan tidak akan efektif untuk mendampingi anak. Dalam sexting, kasus yang dialami remaja bisa berbeda-beda.
"Mungkin ada kasus yang anaknya baru nyoba, denger temennya bisa (terus) mencoba meniru. Jadi kan, orang tuanya juga harus tenang," jelas Mira.
Mira menjelaskan bahwa sikap orang tua yang berlebihan justru membuat anak remajamu dapat menarik diri.
"Karena kalau orang tuanya bereaksi berlebihan, si anaknya jadi merasa takut dan akhirnya dia bisa saja defensif, berbohong, dan ini juga nggak menyelesaikan masalah," ujar Mira.
2. Pikiran terbuka
Kematangan pemikiran dan sikap anak remaja tak bisa didapat secara instan. Dalam prosesnya, terdapat waktu yang diperlukan dan kesabaran yang ekstra.
Selain menghindari reaksi berlebih, pikiran yang terbuka pun dibutuhkan untuk mendampingi anak saat mengalami hal ini.
"Karena proses kematangan itu dibutuhkan anaknya untuk terbuka. Jadi perlu tenang, perlu sabar, gitu ngikutin, sesimpel ‘kenapa bisa jadi seperti ini, ya?’," ujar Mira.
Pemahaman mendalam juga dibutuhkan untuk mendampingi anak.
"Sebenernya kan, konten sexting-nya macam-macam ya, nah orang tua perlu memahami hal tersebut, perlu mendampingi anaknya," ujar Mira.
Ketika anak merasa dimengerti, tidak dihakimi, dan tidak dinasihati secara berlebihan maka orang tua pun dapat mengarahkan anaknya dengan lebih baik.