Parapuan.co - Pecatur Irene Kharisma Sukandar bertanding catur secara streaming bersama Gotham Chess pada Rabu (31/3/2021) kemarin.
Pada pertandingan tersebut, Irene dan Gotham Chess yang memiliki nama asli Levy Gozman tersebut bermain selama 4 babak dengan variasi yang berbeda dari permainan catur biasanya.
Irene dan Gotham Chess bermain dengan setup Fishcer Random Chess 960.
Diketahui, variasi Chess960 berbeda dengan setup catur pada umumnya dan dapat berubah-ubah.
Baca Juga: Berduel dengan Dewa Kipas, Ini Profil Pecatur Grand Master Putri Indonesia Irene Kharisma Sukandar
"Setupnya beda dengan catur standar. Bisa dilihat kan, rajanya ada di D8 menterinya ada di A8 jadi beda-beda seperti itu," jelas Irene yang dikutip dari live streamingnya di YouTube pada (31/3/2021).
Sekadar informasi, Catur960 atau Catur Acak Fischer merupakan salah satu variasi yang diperkenalkan oleh mantan juara catur dunia Bobby Fischer.
Dengan bertanding menggunakan variasi Chess 960, mereka main selama 4 babak dengan waktu 3 menit.
Dari pertandingan tersebut diperoleh skor 2-2, di mana Irene imbang dengan Gotham Chess.
Baca Juga: Dulu Sering Dirundung Kini Jadi Beauty Blogger, Ini Kisah Agnes Oryza dalam Menemukan Jati Diri
Prestasi Irene Kharisma Sukandar
Nama Irene di dunia catur sudah tak diragukan lagi.
Melansir Kompas.com, perempuan kelahiran Jakarta, 7 April 1992 tersebut mendapatkan gelar Master Nasional Wanita Termuda Indonesia dan masuk kedalam peringkat 10 besar.
Saat SMP, Irene mendapatkan gelar Master dari Federasi Catur Dunia (FIDE) dan mulai Desember 2008, ia menjadi orang Indonesia pertama yang meraih gelar Grand Master Internasional Wanita (GMIW).
Dia pernah menjadi atlet termuda dari semua cabang ketika terpilih menjadi anggota kontingen Indonesia untuk SEA Games Vietnam 2003.
Baca Juga: Tak Mudah! Ini Tantangan Menjadi Ilmuwan Perempuan di Indonesia
Lantas, seperti apa prestasi Irene di kancah internasional hingga dapat mengharumkan nama Indonesia?
1. Medali Perak di Asian Continental Chess Championship (2019)
Melansir laman kemlu.go.id, Irene meraih medali perak dalam ajang Asian Continental Chess Championship yang dihelat di Heibei, Tiongkok pada 6-16 Juni 2019 lalu.
Irene meraih 7 poin dari 9 babak dari pertandingan yang diselenggarakan selama 10 hari.
Kejuaraan ini diikuti 110 atlet catur dari 19 negara seperti Filipina, India, Malaysia, serta Indonesia.
Baca Juga: Beyoncé Cetak Sejarah Jadi Ratu Musik Dunia Sekaligus Ratu Grammy
Menurut Irene, para pesaing di pertandingan kali ini sangat kompetitif.
Berkat kerja keras disertai dukungan dan doa, Irene berhasil kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Asian Continental Chess Championship sendiri merupakan pertandingan catur tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Catur Asia dan merupakan kompetisi paling bergengsi bagi para atlet catur di Asia.
2. Medali Emas Sea Games, Myanmar (2013)
Melansir tribunnews.com, Irene pernah menyumbangkan dua medali emas dari Sea Games 2013 yang diadakan di Myanmar pada 11 Des 2013 – 22 Des 2013.
Irene mendapatkan medali emas dari nomor Individual Catur Cepat Internasional dan nomor International Individual Blitz putri.
Baca Juga: Ini Kisah Dua Perempuan yang Lulus Program Bangkit dari Google
3. Juara 1 The 5th Alexander the Great Open Championship (2013)
Melansir kominfo.jatimprov.go.id, Irine Kharisma Sukandar menjadi juara pertama pada kejuaraan The 5th Alexander the Great Open Championship 2013, di Chalkidiki, Yunani.
Irene berhasil mengumpulkan total nilai 6.0.
Sedangkan posisi runner-up ditempati pecatur asal Turki, Mert Erdogu dengan selisih 0.5 di bawah Irine.
Sedangkan pecatur asal Rumania, Boris Itkis di posisi ketiga dengan total nilai 5.0.
The 5th Alexander the Great Open Championship 2013 adalah event catur dunia yang digelar di Porto Carras Grand Resort, Chalkidiki, Yunani Utara.
Baca Juga: Ini Kisah Dua Perempuan yang Lulus Program Bangkit dari Google
4. 2 Perak di Sea Games Vietnam (2003)
Melansir Kompas.com, Irene menyumbangkan 2 perak untuk Indonesia dalam ajang SEA Games 2003.
Dari ajang tersebut, Irene yang saat itu berusia 11 tahun membawa pulang dua keping medali perak.
(*)