Parapuan - Menjalin hubungan percintaan dengan seseorang adalah hal yang indah dan membahagiakan.
Mengutip dari Kompas.com, sejatinya hubungan percintaan yang sehat itu kuncinya adalah saling terbuka dan jujur.
Selain itu saling peduli dan menghargai satu sama lain juga mampu menjaga hubungan percintaan yang sehat.
Akan tetapi, tak semua hubungan percintaan berjalan mulus. Pasti ada saja lika-liku yang dilewati.
Di sisi lain, seiring berjalannya waktu, pasti ada tindakan atau pun kebiasaan yang muncul membuat hubungan menjadi retak, bahkan hingga kandas.
Tentunya banyak indikator maupun penyebab hancurnya hubungan.
Baca Juga: Mengenal Silent Treatment dan Tanda Pasangan Melakukannya padamu
Melansir dari Greatist, berikut ini adalah empat hal yang bisa menghancurkan hubungan percintaanmu dan cara mengatasinya, yuk simak:
1. Kritik (Criticism)
Bagi Kawan Puan yang sudah memiliki pasangan, pernah enggak sih menerima atau pun mengkritik pasangan?
Mungkin saja sebenarnya pasanganmu ingin menyampaikan keluhan dan memberi komentar yang kritis, namun sayangnya kamu menangkapnya sebagai sebuah kritikan.
Hingga sampai pada titik, pasangan kamu merasa tidak dihargai dalam hubungan tersebut.
Jika pasangan terus-menerus mengungkapkan kata-kata yang membuat kamu kurang nyaman, maka Kawan Puan harus mencoba berbicara perlahan.
Buatlah komentar yang membangun ya, Kawan Puan seperti "Aku merasa tersinggung dengan komentar-komentar yang kamu ungkapkan padaku."
Baca Juga: Jadi Saling Membenci, Ini Tanda Hubunganmu dan Pasangan Akan Berakhir
Hindari menyerang balik ya, bicaralah dengan lembut dan tidak agresif.
Begitu pun kalau Kawan Puan adalah pihak yang mengkritik, sebisa mungkin susun kalimat dengan positif sebelum diungkapkan.
Dengan cara ini, ruang diskusi di dalam hubungan akan lebih terbuka dan muncul sikap saling menghargai satu sama lain.
2. Penghinaan (Contempt)
Dalam sebuah hubungan percintaan, hindari sikap bahwa kamu lah yang merasa paling benar, paling unggul, atau pun superior ketimbang pasangan ya, Kawan Puan.
Jika saja hal ini terjadi, alhasil hubungan hanya akan makin panas dan tentunya tidak harmonis.
Bahkan bisa jadi, salah satu di antara pasangan akan merasa minder atau rendah diri.
Jadi, hindari kata-kata atau tindakan penghinaan ya.
Jauh lebih baik, untuk tetap saling menghormati dan komunikasi secara terbuka.
Baca Juga: Selain Bibir, Ketahui 4 Titik Rangsang Ini Untuk Membangkitkan Gairah
3. Pertahanan (Defensiveness)
Kawan Puan, pasti sudah paham bahwa banyak dari kita tidak suka menerima kritikan atas kesalahan yang diperbuat kan.
Saat tak menerima masukkan, hal yang sangat wajar dilakukan yakni melindungi diri sendiri dan melontarkan argumen tandingan.
Baik kamu atau pasangan yang melakukan kesalahan, cobalah untuk tenang sebentar dan perlahan bersikaplah terbuka.
Sebab tindakan defensif, hanya akan membuat pertengkaran semakin besar.
Alangkah baiknya kamu maupun pasangan melakukan pendekatan dengan cara lebih banyak menerima apa yang telah terjadi.
Selain itu, cobalah untuk melakukan pendekatan dengan perspektif yang lebih luas, baik dari sisimu atau pasangan.
Di sisi lain, melalui langkah ini kamu dan pasangan akan semakin paham akan permasalahan yang terlanjur terjadi.
Hingga akhirnya kalian berdua bisa mencari solusi bersama untuk keluar dari masalah yang sedang melilit.
4. Menutup diri (Stonewalling)
Stonewalling merupakan tindakan yang dilakukan kamu atau mungkin pasangan untuk menolak berkomunikasi.
Bahkan mungkin salah satu diantara kalian akan mendiamkan pasangan.
Padahal mendiamkan pasangan adalah tindakan yang menyakitkan loh, Kawan Puan.
Sebab membungkam, hanya akan membuat pasangan menjadi tak berdaya.
Supaya hal ini tak terjadi, ada solusi yang harus dilakukan agar pasangan berbicara atas tindakan yang diperbuat.
Baca Juga: Jangan Terlalu Lama Bersedih, Ini 5 Cara Ampuh Agar Segera Bangkit!
Beri pasangamu waktu untuk menenangkan diri dan jika sudah tenang, mulai untuk berdiskusi ya.
Semoga keempat hal di atas bisa membuat Kawan Puan mengerti akan tindakan yang bisa merusak hubungan percintaan kalian ya.
Perlu diingat, kunci menjalani hubungan adalah komunikasi yang saling terbuka.
(*)