Parapuan.co - Dalam dunia kerja, baik atasan maupun bawahan sama-sama dituntut profesional agar dapat bekerja sesuai standar dan mencapai target bersama.
Setiap pekerja, terlepas dari jabatan dan posisinya, harus bersikap profesional demi mempertahankan mata pencahariannya.
Meskipun, tak bisa dimungkiri kita masih sering dihadapkan pada pekerja yang tidak profesional dan ujungnya menyusahkan kita sebagai rekan kerjanya.
Baca Juga: 6 Tanda Lingkungan Kerja yang Sehat, Salah Satunya Bisa Saling Bercanda
Padahal, jika bekerja asal-asalan dan tidak disiplin, pekerja bisa dicap tidak memiliki profesionalisme dan bahkan bisa dipecat.
Melansir Rasmussen.edu, profesionalisme ialah cara pekerja membawa dirinya di dunia kerja yang mencerminkan dirinya sendiri maupun tempat kerjanya dengan positif.
Kalau begitu, agar kita tidak terpengaruh dan lebih waspada, ketahuilah ciri-ciri dan tanda pekerja yang tidak profesional. PARAPUAN telah merangkumnya dari Kompas.com. Simak, yuk!
Pilih-Pilih Pekerjaan
Saat bekerja, atasan sering kali meminta bawahan atau pekerjanya melakukan sejumlah tugas.
Pekerja yang profesional akan menuruti perintah atasan dan melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan maksimal.
Sebaliknya, pekerja yang tidak profesional cenderung pilih-pilih tugas dan umumnya memilih melakukan tugas yang disukainya saja.
Jika merasa tidak suka dengan tugas tertentu, pekerja yang tidak profesional biasanya mengajukan beragam alasan supaya tidak perlu melakukan tugas tersebut.
Baca Juga: Jangan Keliru! Kenali Bedanya Magang, Freelance dan Pekerja Kontrak
Menolak Perintah Atasan
Bukan hanya tidak mengerjakan, ada pula pekerja tidak profesional yang dengan berani menolak perintah atasannya.
Padahal, atasan memberikan tugas kepada semua pekerjanya untuk diselesaikan sesuai standar yang ditetapkan.
Alih-alih berusaha melakukan tugas tersebut sampai tuntas, pekerja yang tidak profesional menolak untuk mengerjakan tugasnya.
Selain tidak sopan, perbuatan seperti ini pun menunjukkan pekerja tersebut tidak kompeten dalam bekerja.
Melanggar Tenggat Waktu
Setiap tugas yang diberikan kepada pekerja pasti punya tenggat waktu untuk diselesaikan.
Jika pekerja terlambat menyerahkan tugasnya lewat dari tenggat waktu yang ditetapkan, pekerja dianggap tidak mematuhi tenggat waktu tersebut.
Tak hanya itu, perbuatannya yang terlambat menyelesaikan tugasnya tersebut membuat pekerja tampak tidak profesional.
Jika sesekali terlambat merampungkan tugas mungkin tak apa karena bisa saja ada beberapa masalah yang membuatnya terlambat menyelesaikan tugasnya, seperti sakit mendadak.
Namun, jika terlalu sering malah sampai menjadi kebiasaan, itu yang tidak baik dan justru menguatkan kesan tidak profesional pada diri pekerja.
Baca Juga: Yuk Cari Tahu 4 Keterampilan Umum yang Wajib Dimiliki Agar Sukses Berkarier
Malas
Pekerja yang tidak profesional cenderung malas-malasan dalam bekerja.
Mereka ogah berusaha keras untuk melakukan tugasnya di kantor dan cenderung kurang inisiatif dalam mengatasi masalah di kantor.
Ketika sedang menghadapi masalah menyangkut pekerjaan, pekerja yang tidak profesional tidak berusaha mencari solusi sendiri dan malah meminta orang lain mencari solusi.
Ini tak lepas dari sifat pemalasnya tersebut.
Tak hanya merugikan diri pekerja sendiri karena citra dirinya jadi buruk, sifat demikian juga merugikan orang lain karena kerap direpotkan oleh kemalasannya.
Sering Bolos
Pekerja yang tidak profesional sering mengarang-ngarang alasan supaya tidak masuk kerja. Mulai dari pura-pura sakit, ada keluarganya yang sakit, maupun alasan lainnya.
Ekstremnya, ada yang sampai membuat atau bahkan membeli surat sakit palsu agar bisa bolos.
Bukan cuma tidak profesional, perbuatan ini juga sudah termasuk membohongi atasan dan sesama rekan kerja di kantor.
Jika sudah terlalu sering bolos kerja, pekerja tersebut bisa terkena pemotongan gaji bahkan dipecat.
Baca Juga: Ingin Berhenti Kerja? Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Resign dari Kantor
Pilih-Pilih Tim Bekerja
Terakhir, ciri pekerja tidak profesional adalah hanya ingin satu tim dengan teman-teman dekatnya di kantor.
Dalam bekerja, wajar jika sewaktu-waktu atasan membentuk tim-tim kecil untuk menggarap proyek tertentu.
Saat itu atasan akan memilih tim tersebut akan diisi oleh siapa-siapa saja.
Tentu semua pekerja harus menerima semua keputusan atasan, termasuk mengenai tim dan anggota tim yang ditunjuk.
Namun, pekerja tidak profesional yang justru menolak jika harus setim dengan orang-orang yang bukan temannya. Selain tidak profesional, sikap demikian pun sangat kekanakan. (*)