Di toko pertama, Mama Gina dan Appa Jay terlihat langsung menuju ke bagian bumbu-bumbu khas Asia.
Mama Gina tampak senang begitu berhasil menemukan kapulaga dan ketumbar yang masih dalam bentuk biji di salah satu rak. Sebab beberapa waktu lalu, ia hanya bisa menemukan dua bumbu tersebut dalam bentuk bubuk saja.
Merasa tak familiar dengan bentuk biji ketumbar, Appa Jay pun bertanya apakah biji tersebut masih ada hubungannya dengan daun ketumbar.
“Iya, ini ketumbar (dalam bentuk) bijinya. Kalau coriander itu daunnya. Tanaman yang sama,” jelas Mama Gina.
Baca Juga: Cegah Diabetes hingga Osteoporosis, Minum Rendaman Air Ketumbar dan Rasakan Manfaatnya
Selain kapulaga dan ketumbar, Mama Gina dan Appa Jay juga membeli bunga lawang, daun pandan kering, bawang merah, pala, jintan, kayu manis beserta gula jawa.
Sayangnya, ada beberapa bumbu masakan Indonesia yang tidak bisa ditemukan di sana yaitu kemiri, keluwak dan kencur.
Namun kekecewaan tersebut sedikit terobati karena mereka berhasil menemukan daun pisang beku untuk membuat masakan saat Ramadan nanti.
Sesampainya di rumah, Mama Gina dan Appa Jay kembali memeriksa bumbu-bumbu masakan Indonesia yang telah dibelinya.
Dari semua bumbu, biji pala adalah satu-satunya bumbu yang paling mahal harganya, yaitu 18ribu won atau setara 200ribuan untuk 1 toples kecil.
