Obsesi dan kompulsi ini bersifat destruktif sebab mengganggu rutinitas sehari-hari individu dan menimbulkan stres.
Contohnya, seorang pengidap OCD seringkali merasa jijik dan takut (obsesi) untuk menyentuh pegangan pintu sebab dia melihat obyek tersebut sebagai sarang kuman.
Akibatnya, setiap kali terpaksa menyentuh kenop pintu, dia langsung cuci tangan berulang-ulang (kompulsi) sehingga membuatnya terlambat ke kantor, terlambat makan, dan sebagainya.
Baca Juga: Ketahui Perbedaan Psikolog dan Psikiater, Serupa Tapi Tak Sama!
Meski individu bisa mencoba mengabaikan obsesi, namun dia justru jadi merasa stres dan cemas lantaran obsesinya tidak terpenuhi.
Akibatnya, dia semakin merasa terdorong untuk menampilkan perilaku kompulsif demi meredakan obsesi tersebut.
Itulah sebabnya individu yang mengalami gangguan ini merasa sulit untuk berhenti.