Mengenal Sapioseksual, Orientasi Seksual yang Hanya Suka Orang Pintar

Firdhayanti - Kamis, 15 April 2021
Smiling Asian couple standing in front of a gray background.
Smiling Asian couple standing in front of a gray background. FreshSplash

Parapuan.co - Tak bisa dimungkiri bahwa ketertarikan kita terhadap lawan jenis bisa didasarkan oleh beragam hal.  

Baik intelegensi, kepribadian, selera musik, maupun selera humor, banyak cara yang membuat kita tertarik dengan seseorang. 

Tak terkecuali, tertarik pada kecerdasan seseorang.

Baca Juga: Waspada! Berikut Ini Tanda-tanda Kamu Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Fenomena ketertarikan seksual berdasarkan intelegensi seseorang ini disebut sebagai sapioseksual.

Istilah ini berasal dari kata 'sapiens' yang berarti bijaksana. 

Sebuah studi pada tahun 2018 oleh psikolog Gilles Gignac, Joey Darbyshire, dan Michelle Ooi dari University of Western Australia menunjukkan bahwa ada skor IQ tertentu yang ideal untuk dimiliki agar secara maksimal menarik secara seksual.

Hal ini ditunjukkan pada  skor IQ yang lebih tinggi dari angka ini akan menimbulkan ketertarikan sementara jika IQ seseorang lebih rendah ketertarikan menurun dan dianggap kurang menarik.

Dalam studi mereka yang berjudul Some People Are Attracted Sexually To Intelligence: A Psychometric Evaluation of Sapiosexuality, mengemukakan ketertarikan seksual antara orang-orang yang mungkin belum pernah dijelaskan sebelumnya, yakni ketertarikan pada kecerdasan seseorang. 

Baca Juga: Belajar Menerima Ketidaksempurnaan Diri dari Seni Kintsugi Asal Jepang

Para penulis percaya bahwa mereka telah mengidentifikasi jenis ketertarikan baru, yakni sapioseksual karena merujuk pada mereka yang menemukan tingkat kecerdasan (IQ) tinggi sebagai karakteristik yang paling diinginkandalam diri pasangan.

Meskipun begitu, seorang sapioseksual bukan berarti harus menyukai orang yang harus pintar. Namun, ia melihat kecerdasan sebagai prospek karier dan pendapatan lebih baik. 

Justru, orang sapioseksual tertarik pada intelegensi dan cara berpikir seseorang sebagai 'gairah' yang murni. 

Melansir dari Seventeen, hal ini pun dikemukakan oleh Diana Raab, penulis dan dokter asal Amerika Serikat. 

"Mereka yang sapioseksual dirangsang atau ditantang oleh cara berpikir orang lain," menurut Diana.

Baca Juga: Tanda Kamu Mengalami Toxic Productivity dan Cara Mengatasinya

"Mereka pada dasarnya mencintai pikiran seseorang," kata Diana. 

Dalam hubungan percintannya, seringkali sapioseksual memiliki dengan pasangan yang sapioseksual juga karena mereka saling tertarik kecerdasan satu sama lain.(*)

Sumber: Seventeen.com,Psychology Today
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami