- Keluar cairan atau darah dari hidung atau telinga
- Terdapat memar, bengkak, atau luka pada kepala
- Tubuh anak kejang
- Terdapat perubahan bentuk atau posisi dari anggota gerak, leher, atau tulang belakang
- Perilaku atau aktivitas anak berubah, misalnya jadi banyak tidur dan lemas
- Tidak menyusu seperti biasa
Menurut dr. Rosary, jika tidak terdapat tanda-tanda tersebut, orang tua bisa tenang dan mengajak si kecil beraktivitas seperti biasa.
"Jika setelah jatuh tidak memperlihatkan ada cedera yang jelas, tidak terdapat tanda-tanda tersebut di atas, dan juga mampu ditenangkan, bahkan setelah itu bergerak aktif kembali seperti biasa, makan itu merupakan pertanda baik," kata dr. Rosary.
Lebih lanjut, ia menekankan agar orang tua juga memperhatikan sisi tubuh yang luka atau menjadi tumpuan ketika si kecil terjatuh.
Baca Juga: Amankah Memberikan Susu Kambing ke Bayi? Ini Penjelasan Ahli
Apabila mengenai sisi samping kepala atau bahu, bisa jadi cedera pada kepala atau patah tulang bahu.
Dokter Rosary menyarankan, orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak saat bayi terjatuh dari tempat tidur yang tinggi, entah cederanya ringan atau berat.
Pasalnya, tulang dan tengkorak bayi masih lemah, sehingga masih amat rentan mengalami cedera. (*)