Bekerja Jarak Jauh Tanpa Fleksibilitas
Studi dari King's College London menyebut, pengusaha berisiko menciptakan budaya kerja yang tidak sehat.
Itu sangat mungkin terjadi di dunia kerja pasca-pandemi, ketika pengusaha mengaplikasikan pekerjaan jarak jauh kepada karyawannya tanpa fleksibilitas sejati.
Baca Juga: 'A Right to Disconnect', Hak yang Bisa Membatasi Hubungan Pekerjaan dan Personal Selama WFH
Pasalnya, seringkali fleksibilitas yang ditawarkan cuma sebatas ilusi, lantaran pengusaha tetap menuntut karyawannya bekerja dalam waktu lama dan harus responsif setiap saat.
Setidaknya, itulah yang diungkap oleh Global Institute for Woomen's Leadership dan firma penasihat karyawan Karian and Box dalam sebuah penelitian.
Memperbaiki Pengaturan Jam Kerja
Business Standart mencatat, dari 254 organisasi yang disurvei oleh King's College, 90 persen mengatakan mereka telah meningkatkan dukungan untuk bekerja di rumah.
Lalu, sekitar tiga perempatnya melakukan lebih banyak tindakan untuk membantu staf mereka bekerja secara fleksibel.