“Karena di dalam Pendidikan seksual komprehensif mengajarkan anak-anak, remaja, dan orang muda tentang konsep-konsep gender, relasi gender, dan stereotip gender,” jelas Neira.
Anak-anak yang diberikan pendidikan seperti ini mereka akan aware akan norma-norma bias gender.
Seperti di masyarakat, perempuan yang memakai pakaian terbuka bukan berarti berhak dilecehkan.
Sehingga anak-anak bisa lebih kritis dan tidak memberikan stereotip terhadap perempuan dan tidak melakukan kekerasan saat berada di dunia digital nantinya.
Kesetaraan Gender
“Pendidikan seksual komprehensif juga memberikan values tentang kesetaraan gender,” tambah co-founder Tabu.id ini.
Mereka yang diajari pendidikan seksual komprehensif tidak menilai perempuan lebih rendah daripada laki-laki.
Menjalin Relasi yang Sehat
Baca Juga: Waspada! Kasus Kekerasan Berbasis Gender Online Meningkat, Ini 9 Bentuknya
Selain itu, pendidikan seksual komprehensif bisa memberikan keterampilan pada orang muda agar bisa menjalin relasi yang sehat.
Seperti yang kita ketahui, bahwa KBGO bisa terjadi di dalam pasangan.
Karenanya, orang-orang muda ini harus tahu hak dan kewajiban dalam sebuah relasi yang sehat.
Pendidikan seksual komprehensif juga mencakup topik KBGO yang bisa mengurangi risiko KBGO.
Baca Juga: Melihat Tindakan Kekerasan Pada Anak? Laporkan Melalui Hotline Berikut
Di antaranya, saat menjadi korban KBGO, korban bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dan tidak menyalahkan diri sendiri.
Lalu, saat orang lain mengalami KBGO, apa yang harus kita lakukan? Kita bisa menciptakan lingkungan yang positif untuk membantu korban KBGO.
(*)