Seberapa Penting Peran Ayah di Rumah untuk Menciptakan Kesetaraan Gender? Ini Kata Ahli

Saras Bening Sumunarsih - Rabu, 21 April 2021
Bisa Meningkatkan Mood, Ini Dia 5 Olahraga yang Bisa Dilakukan bersama Keluarga
Bisa Meningkatkan Mood, Ini Dia 5 Olahraga yang Bisa Dilakukan bersama Keluarga Marcus Chung

Parapuan.co - Sekarang membicarakan kesetaraan gender bukanlah sebuah hal yang tabu. Justru, banyak menjadi pembicaraan baik di media sosial dan dunia nyata.

Bukan tanpa sebab sih, kesetaraan gender ini memegang peranan penting untuk membuat perempuan punya kedudukan yang setara dengan laki-laki. Bukan hanya urusan pekerjaan saja, tetapi juga dalam hal mengurus rumah tangga.

Ya, seperti yang kita tahu, bahwa selama ini, perempuan sering dibebani tuntutan sosial untuk mengikuti budaya partiarki. Yang mana, budaya tersebut menempatkan posisi perempuan di bawah laki-laki. 

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan Agar Kesetaraan Gender Dapat Berlaku di Rumah

Jadinya, ya, kita sering dibilang kalau pekerjaan kita itu hanya ngurus suami, rumah, dan anak. Padahal, enggak gitu ya. Dan, untuk mengubah prespektif tentang peran perempuan yang setara dengan laki-laki, memang kuncinya dimulai dari rumah.

Wah, kenapa gitu ya?

Menurut Yosi Mokalu, Prof. Irwanto, Ph.D., Psikolog, dan Dwi Yatmoko dalam webinar Ayah Hebat di balik Ibu yang Tangguh, keluarga memegang peranan penting untuk menerapkan kesetaraan gender. Kata Yosi, "Lingkungan terkecil yang akan tumbuh bersama."

Pendapat tersebut diperkuat oleh Dwi Yatmoko, Faith and Development Wahana Visi Indonesia.

Keluarga juga berperan untuk membentuk laki-laki dan perempuan menjadi lebih baik bagi anak-anaknya.

Mengasuh anak bukan hanya dilakukan oleh istri saja, tetapi laki-laki juga memiliki tanggung jawab atas pola asuh anak.

Anak Takut dengan Ayah

Namun, sayangnya, anak-anak cenderung memiliki kedekatan dengan seorang ibu. Sehingga, sebagai ayah, Prof. Irwanto, Ph.D., Psikolog tak menampik bahwa anak-anak akhirnya menerima presepsi yang salah terhadap ayah mereka.

Menurutnya, anak-anak sering mengartikan jika ayah adalah orang yang galak dan harus ditakuti. Hal tersebut menyebabkan adanya jarak antara anak dan ayahnya. Dan, sayangnya, ini juga yang merugikan peran seorang ayah di rumah.

"Ada dua hal yang harus ditunjukkan dalam rumah tangga. Pertama adalah ayah juga manusia biasa yang mempunyai kelemahan dan dapat merasa frustasi. Kedua, ayah tidak sendirian karena ayah memiliki keluarga," Prof. Irwanto, Ph.D., Psikolog.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan Agar Kesetaraan Gender Dapat Berlaku di Rumah

Padahal, menurut Irwanto, keluarga bukan hanya terdiri dari satu sosok saja, melainkan ada ayah, ibu, dan anak-anak. 

Keluarga bukan terdiri dari satu orang saja melainkan ayah, ibu, dan anak-anak. Begitu juga dengan mengasuh anak, perlu dilakukan oleh suami dan istri.

Sekali lagi, perempuan tidak hanya memiliki satu peran, mereka memiliki banyak peran seperti bekerja, mengurus rumah tangga, dan mengasuh anak.

Dengan demikian kesetaraan gender diperlukan untuk menjalin kekompakan dan membuat hubungan mereka menjadi lebih kuat.

Apa Manfaat Kesetaraan untuk Ayah?

Banyak laki-laki memang masih merasa 'malu' untuk terjun langsung ke urusan rumah. Tapi, buat Yosi dan Dwi Yatmoko, perasan itu tidak berlaku.

Bahkan, saat keduanya sudah membawa kesetaraan gender di rumah, mereka merasa telah menjadi laki-laki hebat.

Di samping itu, pembagian peran yang setara antara suami dan istri, juga membuat keduanya malah dekat dengan anak-anak.

Baca Juga: Kesetaraan Gender Juga dapat Dimulai dari Rumah, Begini Caranya

Dalam pola mengasuh anak Yosi dan Dwi Yatmoko sepakat bahwa mereka harus membangun kekompakan dengan sang istri.

"Kepala keluarga bukanlah sosok yang harus dipatuhi dan istri bukanlah seseorang yang harus mematuhi perintahnya. Kepala keluarga adalah seseorang yang harus memperhitungan dan melayani anggota keluarga," ujar Yosi.

Wah, senang ya, dengar laki-laki mau untuk menerapkan adanya kesetaraan gender di rumah.(*)